Ekologi
Tanaman
ASSIDIQI
11542111000712
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER) KUTTIM
SANGATTA
2013
LAPORAN
PRAKTIKUM
Judul
: Ekologi Tanaman
Nama
: Assidiqi
Laporan : Sebagai salah
satu syarat untuk nilai kelulusan mata kuliah
Ekologi Tanaman di Sekolah Tinggi
Ilmu Pertanian (STIPER ) Kutai Timur
NIM : 11542111000712
Program
study : Agroteknologi
Disahkan Oleh :
Pembimbing
Praktikum Kordinator Asisten
Ramlah,.MP Farida,.SP
NIDN. NIDN.
Tanggal
Pengesahan:……………………..
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya
panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayanyalah sehingga
laporan praktikum Ekologi Tanaman ini dapat di selesaikan dengan baik sesuai
dangan waktu yang telah di tentukan
Di dalam praktikum ini saya mempelajari
tentang bersimbiosisnya suatu tanaman terhadap tanaman lainnya yang ada di
BPPUTK Sangatta, Kutai Timur. Di mana hasil Penelitian di dasarkan oleh
Pengamatan tanaman secara langsung yang ada di BPPUTK Sangatta,Kutai Timur.
Menyadari bahwa terselesaikannya
laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak di antaraanya yaitu:
1. Dr.Ir.Juraemi.M.Si Selaku Pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian Kutai Timur.
2. La Sarido.,Sp Selaku Ketua Program Studi Agroteknologi
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
Kutai Timur.
3.
Ramlah,SP.,Mp Selaku Koordinator Praktikum Ekologi
Tanaman Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian
Kutai Timur.
4. Farida.,SP dan Nani Rohaeni,.SP Selaku Koordinator
Asisten Praktikum Ekologi Tanaman.
5. 5. Teman – teman yang turut serta dalam praktikum ini Khususnya
Agroteknologi angkatan
2010 dan 2011.
Penyusun
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penyusun mengharapkan masukan dan saran yang membanggun demi untuk kesempurnaan
laporan praktikum Ekologi Tanaman.
Sangatta, Mei 2013
Penyusun
Assidiqi
11542111000712
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PE NGESAHAN................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iv
I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2.Tujuan Praktikum.................................................................................................... 2
1.3.Mamfaat Praktikum................................................................................................ 2
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Simbiosis.................................................................................................................. 3
2.2.Simbiosis
Mutualisme............................................................................................. 3
2.3.Simbiosis
Komensalisme........................................................................................ 4
2.4.Simbiosis
Parasitisme............................................................................................. 4
2.5.Tinjauan
Umum Tanaman...................................................................................... 7
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.Waktu dan Tempat Praktikum............................................................................. 10
3.2.Bahan Dan Alat.................................................................................................... 10
3.3.Prosedur Praktikum............................................................................................. 10
IV.
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
4.1.Kondisi Tempat Praktikum.................................................................................. 11
4.2.Interaksi Antar Tanaman..................................................................................... 11
4.3.Intervegetasi Tanaman........................................................................................ 14
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesipulan.............................................................................................................. 15
5.2.Saran..................................................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................ 16
LAMPIRAN.......................................................................................................... 17
I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Ekologi tanaman adalah penerapan teori ekologi di
dalam budidaya tanaman pertanian. Tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan
dan dalam ekologi terdapat prinsip-prinsip, hukum-hukum serta kaidah-kaidah.
Hukum, prinsip serta kaidah-kaidah inilah yang seharusnya diterapkan dalam
budidaya tanaman. Dalam pembudidayaan tanaman kecuali faktor-faktor intern,
maka faktor-faktor ekstern sangat besar peranannya. Skema perbandingan
pengertian ekologi dan hubungannya dengan tumbuhan.
Ekologi tanaman adalah suatu ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia, tanaman dan lingkungan.
Timbal balik itu mencakup tanaman terhadap lingkungan dan sebaliknya, serta
faktor-faktor yang terjadi akibat timbal balik antara keduanya. Contoh:
pengaruh suhu terhadap tanaman. Di sini tidak hanya mempelajari pengaruh suhu
terhadap tanaman, tetapi juga tanaman terhadap sekitarnya dan bagaimana
terjadinya keseimbangan.
Ekologi
dibagi atas dua kelompok yaitu autekologi, dan sinekologi. Autekologi ialah
ilmu yang mempelajari hubungan antara satu individu atau satu spesies dengan
alam lingkunganya. Sinekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan antara
beberapa grup individu yang berasosiasi bersama-sama sebagai satu unit dengan
alam lingkungannya. Ekologi juga dapat dibagi berdasarkan jenis lingkungan atau
habitatnya, yaitu Ekologi Lautan, Ekologi Air Tawar, Ekologi Daratan, Ekologi
Hutan, dan sebagainya. Tanpa memperhatikan apakah termasuk autekologi atau
sinekologi berdasarkan level organisma Ekologi juga dapat dibagi atas Ekologi
Populasi, Ekologi Komonitas, dan Ekologi Ekosistem.
Interaksi
populasi tumbuhan menjadi suatu aspek penting dalam hubungannya serta
interaksinya dengan organisme atau alam
yang ada disekitarnya, komunitas tumbuhan atau
vegetasi yang senantiasa
melakukan interaksi untuk dapat melakukan adaptasi yang sangat menentukan
keeksistensinya dalam lingkungan tersebut
Di
area lingkungan BPP-UTK juga sangat
banyak Tanaman yang melakukan interaksi
atau bersimbiosis antara tanaman satu dengan tanaman lainya. Simbiosis ialah
interaksi yang erat di antara organisme dengan spesies yang berbeda atau
berlainan jenis. Meskipun beda,tetap organisme tersebut terkait dan hidup saling
berdampingan. Simbiosis juga beragam,
ada yang satu yang di untungkan atau
biasa disebut Simbiosis Komensalisme, ada juga yang saling menguntungkan tanaman
satu dengan yang lain itu disebut Simbiosis
Mutualisme, adapula yang satu diuntungkan dan yang satunya lagi dirugikan
simbiosis seperti itu dikenal dengan Simbiosis Paratisme.
1.2.Manfaat praktikum
1.
Mahasiswa bisa memahami tentang Ekologi Tanaman.
2.
Mahasiswa dapat mengetahui berbagai Tanaman yang
berinteraksi atau simbiosis dengan tanaman lain, dan lebih memahami
ketergantungan tanaman yang satu dengan tanaman yang lain.
3.
Mahasiswa dapat mengerti varietas tanaman yang dominan
pada Ruang Lingkup BPPUTK dan alasan mengapa tanaman tersebut dominan.
3.1.Tujuan Praktikum
1.
Agar Mahasiswa mengerti pengertian dan seluk beluk Ekologi
Tanaman.
2.
Agar Mahasiswa dapat memahami arti penting simbiosis
terhadap tanaman dan juga mampu meningkatkan ilmu pengetahuan tentang interaksi
organisme hidup.
3.
Agar Mahasiswa dapat memahami mengapa suatu tanaman
tumbuh secara dominan dalam suatu ruang lingkup.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Simbiosis
Ekosistem adalah salah
satu komponen yang penting adalah mahluk hidup, baik itu manusia, hewan dan
juga tumbuhan. Ekosistem yang seimbang
selalu ditandai dengan interaksi antara makhluk hidup dan juga lingkungan.
Salah satu bentuk interaksi di antara makhluk hidup disebut dengan simbiosis.
Secara harfiah simbiosis sendiri berasal dari penggabungan dua kata Yunani
yakni Sym dan juga biosis. Sym sendiri berarti “dengan” sedangkan Biosis
diartikan “kehidupan”. Secara utuh dan sederhana, simbiosis diartikan sebagai pola
interaksi yang erat di antara organisme dengan spesies yang berbeda atau
berlainan jenisnya. Meski berbeda, namun organisme tersebut terikat dan terkait
serta tetap hidup berdampingan. Ada beragam jenis simbiosis.
Hubungan
antara makhluk hidup bisa kita jumpai dengan mudah. Bahkan dalam skala ekologis,
interaksi di antara makhluk hidup ini merupakan kajian utama. Ada beragam pola
interaksi yang dibangun. Ada yang menguntungkan dan merugikan. Dalam ilmu biologi
dikenal istilah simbiosis yang merujuk pada hubungan dua organisme dengan
spesies berbeda. Hubungan tersebut bisa saja menguntungkan, merugikan atau tak
memiliki pengaruh apapun bagi salah satu organisme.
2.2. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis
mutualisme merupakan pola interaksi atau hubungan antara dua organisme dengan
jenis yang berbeda dimana keduanya mendapatkan keuntungan dari hubungan
tersebut. Jenis simbiosis yang satu ini
bisa kita jumpai di lingkungan kita sehari-hari. Salah satu contoh simbiosis
mutualisme adalah pola hubungan antara sapi dengan burung jalak. Jika Anda
perhatikan, di sawah-sawah, kerbau yang biasanya digunakan untuk membajak
dihinggapi oleh burung jalak. Burung tersebut kemudian mematuk-matuk kulit si
kerbau. Sang kerbau tidak terganggu sebab si burung jalak mematuki kutu-kutu
yang menempel pada kulit kerbau. Dengan demikian, keduanya diuntungkan. Burung
jalak memperoleh makanan sedangkan kerbau jauh dari serangan gatal kutu pada
kulitnya.
2.3. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis
komensalisme diartikan sebagai bentuk hubungan
antara dua makhluk hidup yang berbeda jenis dimana makhluk hidup yang satu
diuntungkan dan di lain pihak makhluk hidup lainnya tidak diuntungkan tetapi
tidak pula dirugikan. Simbiosis komensialisme ini memang hanya menguntungkan
salah satu pihak namun makhluk hidup yang ada di dalamnya tetap bisa
berinteraksi satu sama lain dan hidup berdampingan. Adapun contoh simbiosis
komensialisme yang paling mudah kita temukan di keseharian kita adalah bunga
anggrek dan pohon di mana ia melekat dan hidup. Bunga anggrek tersebut, meski
hidup menempel pada pohon, tetapi ia sanggup membentuk dan membuat makanannya
sendiri. Oleh sebab itu, secara teknis, ia hanya hidup “menumpang” dan bukan
menjadi parasit pada pohon. Dengan demikian, keberadaannya sama sekali tidak
merugikan juga memberi keuntungan pada pohon tempat ia melekat. Dalam simbiosis
Komensalisme terdapat sub siimbiosis yaitu simbiosis Netralisme.
2.3.1. Simbiosis Netralisme
Netralisme adalah dimana kedua
pihak tidak saling diuntungkan maupun dirugikan. Interaksi antar kedua spesies
tidak menyebabkan keuntungan maupun kerugian bagi keduanya.
2.4.
Simbiosis Parasitisme
Simbiosis
parasitisme adalah hidup bersama antara dua makhluk hidup berbeda jenis, tetapi
satu makhluk hidup diuntungkan (parasit) dan satu makhluk hidup dirugikan
(inang). Misalnya, simbiosis antara cacing pita dengan tubuh manusia, jamur
dengan tubuh manusia, kutu kepala dengan tubuh manusia, dan benalu dengan tubuh
manusia. Makhluk hidup yang diuntungkan biasa disebut parasit dan makhluk hidup
yang dirugikan disebut inang. Parasit yang hidup di luar tubuh inang disebut
dengan ektoparasit, sedangkan parasit yang tumbuh di dalam tubuh inang disebut
endoparasit. Contoh lain simbiosis parasitisne adalah sebagai berikut. Simbiosis
parasitisme adalah hubungan erat antara dua jenis organisme. Dari
hubungan tersebut, satu pihak mendapatkan keuntungan, sedangkan yang lainnya
mendapatkan kerugian. Organisme yang mendapatkan keuntungan disebut parasit.
Bentuk hubungan semacam itu banyak ditemukan di sekitar kita, misalnya benalu
dan tali putri yang hidup pada ranting pohon, Rafflesia yang hidup pada akar
pohon, serta berbagai jenis cacing, bakteri, dan mikroorganisme lain yang hidup
pada tubuh manusia ataupun hewan lainnya.
Dalam
simbiosis parasitisme terdapat dua sub simbiosis antara lain simbiosis
amensalisme dan simbiosis kompetisi.
2.4.1.Simbiosis
Amensalisme
Amensalisme adalah
bentuk interaksi atau hubungan dimana organisme yang satu menekan atau
merugikan organisme lainnya. Sementara oranisme yang menekan tersebut
kondisinya tetap stabil. Secara sederhana, simbiosis amensalisme ini bisa
diartikan sebagai kebalikan simbiosis
komensalisme dimana pihak satu diuntungkan dan pihal
lain tidak mendapatkan apa dan juga tidak mengalami kerugian. Jadi, simbiosis
amensalisme adalah hubungan dimana pihak yang satu dirugikan dan yang lainnya
tidak mendapatkan keuntungan juga kerugian (stabil).
Kita
bisa menjumpai contoh simbiosis amensalisme ini di lingkungan sekitar
kita. Misalnya saja pola interaksi alelokemis yakni proses penghambatan satu
organisme yang dilakukan organisme lainnya dengan cara melepas suatu zat
metabolit ke lingkungan sekitarnya. Pola paling kongkret dari simbiosis
amensalisme ini adalah penghambatan pertumbuhan tanaman lain. Hal ini dikenal
dengan istilah alelopati. Senyawa alelopati ini bisa dijumpai pada bagian akar,
batang, bunga, biji, buah dan juga daun pada tumbuhan. Senyawa alelopati
tersebut dikeluarkan dengan jalan penguapan, pembusukan bagian tumbuhan yang
telah mati, dan juga eksodut akar. Secara prinsipil, alelopati ini memiliki
pengaruh yang merusak, merugikan, juga menghambat. Dengan demikian, tumbuhan
yang berada di sekitar tanaman yang memiliki sifat alelopati tersebut tak bisa
leluasa melakukan proses perkecambahan, pertumbuhan juga proses yang melibatkan
sistem metabolisme pada tanaman. Hal ini dikarenakan senyawa alelopati tersebut
memang:
- Menghambat penyerapan unsur hara.
- Menghambat sistem pembelahan sel pada tumbuhan.
- Menghambat proses fotosintesis.
- Berpengaruh signifikan terhadap sistem respirasi.
- Menghambat proses sintesis protein.
- Menyebabkan ketegangan pada membran.
- Menghambat proses aktivasi enzim tumbuhan.
- Menghalau penyebaran tumbuhan.
- Melawan suksesi tumbuhan.
- Menghalau nitrifikasi juga fiksasi nitrogen.
2.4.2. Simbiosis
Kompetisi
Kompetisi adalah interaksi di
mana kedua pihak saling merugikan, biasanya terjadi melalui kompetisi dalam
memperebutkan makanan.
Adapun
kebutuhan hidup yang sering diperebutkan antara lain, adalah makanan, tempat
berlindung, tempat bersarang, sumber air, dan pasangan untuk kawin. Semakin
besar tumpang tindih relung ekologi, semakin sering terjadi kompetisi. Bentuk
kompetisi yang terjadi berupa
1.
kompetisi intraspesifik (kompetisi antar anggota satu
spesies), contohnya jenis burung di hutan yang memakan serangga yang sama.
2.
Kompetisi interpesifik merupakan kompetisi antar anggota yang berbeda spesies.
Kompetisi ini terjadi jika dua atau lebih populasi pada suatu wilayah memiliki
kebutuhan hidup yang sama, sedangkan ketersediaan kebutuhan tersebut terbatas.
Sebagai contoh adalah rusa dan kambing yang sama-sama membutuhkan rumput
sebagai pakan di tempat yang sama. Di alam, persaingan antar individu dalam
spesies penting artinya untuk mengatur populasi spesies tersebut sehingga
terjadi suatu keseimbangan.
2.5.Tinjauan
Umum Tanaman
2.5.1. Vanili
Vanili
(Vanilla planifolia) adalah
tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa dijadikan pengharum makanan. Bubuk
ini dihasilkan dari buahnya yang berbentuk polong. Tanaman vanili dikenal
pertama kali oleh orang-orang Indian di Meksiko, negara asal tanaman tersebut.
Nama daerah dari vanili adalah panili atau perneli.
Syarat Tumbuh Vanili
Vanili dapat hidup di
iklim tropis, curah hujan 1000-3000 mm/tahun, cahaya matahari + 30%-50%, suhu
udara optimal 200C-250C, kelembaban udara sekitar 60%-80%, ketinggian tempat
300-800 m dpl. Tanah gembur, ringan yaitu tipe tanah lempung berpasir (sandy loam)
dan lempung berpasir kerikil (gravelly sandy loam), mudah menyerap air, pH
tanah + 5,7 – 7.
Vanili
sangat cocok pada daerah lahan BPP-UTK dimana tanaman vanili cocok dengan curah
hujan daerah sangatta yang mempunyai intensitas curah hujan yang lumayan tinggi
suhu udara yang optimal, BPP-UTK juga mempunyai kelembapan yang pas dengan
tanaman vanili tersebut, oleh karena itu tanaman vanili di BPP-UTK tumbuh
dengan subur dan baik.
2.5.2. Durian
Durian adalah nama
tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya
yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan
berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah
"raja dari segala buah" (King of Fruit). Durian adalah buah yang kontroversial,
meskipun banyak orang yang menyukainya, namun sebagian yang lain malah muak
dengan aromanya.
Tumbuhan
dengan nama durian bukanlah spesies tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari
marga Durio. Namun demikian, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan
apa-apa) biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-jenis durian lain yang dapat
dimakan dan kadangkala ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di
antaranya adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian
kura-kura atau kekura (D. graveolens), serta lahung (D. dulcis). Untuk
selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada D. zibethinus.
Syarat Tumbuh Durian
Tanaman durian akan
tumbuh secara optimal pada daerah tropis pada ketinggian 50 – 1000 Dpl serta
intensitas cahaya matahari 40 – 50% dengan suhu 22 – 300. curah
hujan antara 1500 – 2500 mm pertahun, kemudian daerah itu mengalami bulan basah
selama 9 – 11 bulan pertahun dan bulan kering selama 3 – 4 bulan untuk proses
pembuangan. Tanah lempung berpasir subur dan memiliki kandungan bahan organik
adalah tanah yang cocok bagi tanaman durian. Kemudian jenis tanah latosol, Podsolik
merah kuning, adosol merupakan jenis tanah yang paling cocok bagi tanaman
durian. Tekstur tanah yang berat seperti tanah liat, kurang baik bagi tanaman
durian karma proses pengeringanya sangat sulit terutama pada musim hujan,
kemidian pada musim kemarau tanah liat menjadi keras sehingga tanaman durian
susah menyerap air dan pertumbuhan akarnya terganggu.
Topografi yang baik
bagi tanaman durian adalah yang agak miring tetapi tidak melebihi 35o,untuk
tanah miring perlu terasiring untuk mencegah erosi. Akar tanaman durian sanggup
menembus kedalam tanah hingga tiga meter, maka lokasi yang baik adalah yang
memiliki kedalaman air tanah sekitar 50 – 300 cm. Lokasi yang terlalu rendah
air tanahnya dapat mengakibatkan kebusukan akar. Selain dari pada itu yang
perlu diperhatikan adalah pH tanah yang terkandung, pH tanah yang baik sekitar
6,0 – 7,0 jika pH tanah kurang dari nilai itu kapur dolomit dapat digunakan
untuk menetralkanya.
Syarat
Tumbuh tanaman duriansangat tepat di daerah lingkungan BPPUTK yang mempunyai
curah hujan yang lumayan tinggi serta kelembapan udara yang berkisar 20-300
intensitas cahaya yang masuk ke daerah Bpputk juga Cukup untuk
tanaman durian tersbut dengan kata lain durian baik di tanaman di BPPUTK dan
tumbuh subur.
2.5.3. Kemiri
Kemiri (Aleurites moluccana), adalah
tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah.
Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku
Euphorbiaceae. Dalam perdagangan antarnegara dikenal sebagai candleberry,
Indian walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau
kukui nut tree. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk
digunakan sebagai bahan campuran cat.
Kemiri
adalah tumbuhan yang menyebar luas mulai dari India dan Cina, melewati Asia
Tenggara dan Nusantara, hingga Polinesia dan Selandia Baru. Di Indonesia,
kemiri dikenal dengan banyak nama. Di antaranya, kembiri, gambiri, hambiri
(Bat.); kemili (Gayo); kemiling (Lamp.); buah kareh (buah keras, Mink.; Nias);
keminting (Day.). Juga muncang (Sd.); dèrèkan, pidekan, miri (Jw.); kamèrè,
komèrè, mèrè (Md.); dan lain-lain.
Syarat Tumbuh Kemiri
Kemiri tumbuh dengan
baik pada tanah-tanah kapur, tanah-tanah berpasir di pantai. Tetapi dapat juga
tumbuh pada tanah-tanah podsolik yang kurang subur sampai yang subur dan pada
tanah-tanah latosol. Tanaman kemiri dapat tumbuh dan berproduksi baik pada ketinggian
0-800 meter dari permukaan laut, walaupun di beberapa tempat dapat juga tumbuh
pada ketingian 1.200 meter dari permukaan laut. Tanaman kemiri dapat tumbuh
pada lahan datar, bergelombang dan bertebing-tebing curam.
Ditinjau dari kondisi
iklimnya, tanaman kemiri dapat tumbuh di daerah-daerah yang beriklim kering dan
basah. Tanaman kemiri dapat tumbuh di daerah dengan jumlah curah hujan
1.500-2.400 mm per tahun dan suhu 20°C-27°C.
III.
METODE PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum
Ekologi Tanaman di laksanakan pada hari Sabtu, 23 Mei 2013, tepatnya jam 07.30
– 11.30 WITA, di BPP-UTK Sangatta selatan, Kutai Timur.
3.2.
Alat dan Bahan
Alat
yang di gunakan pada Praktikum Ekologi Tanaman adalah Buku, Pulpen, Kamera.
Sedangkan Bahan yang di gunakan pada Praktikum adalah Tanaman yang ada di
BPP-UTK seperti Tanaman Vanili, Kemiri dan Durian.
3.3.
Cara Kerja
1. Kami
berkumpul di BPP-UTK untuk mendengarkan instruksi dari Tim Dosen Ekologi
Tanaman.
2.
Kami Mencari Tanaman yang melakukan
interaksi dengan tanaman lain atau bisa disebut bersimbiosis.
3.
Kami mengamati tanaman itu melakukan
interaksi dengan tanaman apa dan bersimbios dengan cara apa, apa Mutualisme,
parasitisme, ataupun komensalisme.
4.
Dilakukan pengambilan data dengan
pencatatan pada alat tulis yang kami bawa.
5.
Tidak lupa meneliti area lingkungan
BPPUTK melihat Tanaman mana yang lebih dominan pada area lingkungan sekitar
sehingga dapat dijafikan data inventarisasi tanaman.
6. Pengambilan
Gambar tanaman untuk penunjang Laporan dan sekaligus Lampiran.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Tempat Praktikum
Bumi Pelatihan Dan Percontohan Usaha
Tani Konservasi atau BPP-UTK sebuah wadah atau tempat yang langsung di tangani
oleh PT.Kaltim Prima Coal, yang bertujuan untuk menjadi ‘pusat pembelajaran tentang pertanian
bagi usaha tani dalam lingkup lingkungan Sangatta khususnya. Apa lagi lokasi
BPP-UTK sangat berdekatan dengan TNK(Taman Naisional Kutai), tepatnya berada di
area Kabupaten Kutai Timur-Kaltim Sangatta, BPP-UTK memiliki tempat cukup
strategis untuk sebuah tempat pembelajaran , dan percontohan konservasi
lingkungan di dunia pertanian.
BPP-UTK
memang tidak memiliki kekayaan alam yang melimpah, dengan keanekaragaman hayati
flora dan faunanya tidak begitu tinggi, serta kayanya nilai kearifan social-budaya
masyarakat lokal yang patut di jadikan sebuah panutan untuk semua kalangan
lingkungan di tempat tinggal kita di mana pun . dan oleh sebab itu, BPP-UTK
mengembangkan sebuah area seluas kurang lebih 4 Ha, yang terdiri dari lahan
demoplot persawahan organik, demo-plot
buah lokal dan berbagai tanaman semusim, kandang ternak sapi dan kambing yang di rencanakan sebagai pemanfaatan energy
bio gas, kolam percontohan budidaya perikanan keramba, serta kebun demo-plot program yang di damping oleh PT.Kaltim Prima
Coal. BPP-UTK juga dilengkapi dengan fasilitas, Gazebo, nursery dan
rumah kompos sebagai bagian usaha untuk menjalankan fungsi konservasi dan
percontohan dalam pengelolaan sampah.
4.2. Interaksi Antar Tanaman
4.1.1. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme merupakan pola
interaksi atau hubungan antara dua organisme dengan jenis yang berbeda dimana
keduanya mendapatkan keuntungan dari hubungan tersebut. Contoh interaksi yang
terjadi di BPPUTK adalah pada tanaman Vanili yang bersimbiosis dengan tumbuhan
paku-pakuan.
Tumbuhan Paku-pakuan yang hidup di tanah dapat melindungi
batangtanaman anggrek dari serangan jamur busuk batang. Tumbuhan paku-pakuan
menghasilkan zat kimia yang larut dalam air dan dapat menguap serta bersifat
toksin bagi jamur, nematode dan bakteri patogen tanaman. Vanili dapat terhindar
dari serangan patogen ini. Sedangkan tumbuhan paku-pakuan mendapatkan hara dari
dekomposisi guguran daun tanaman vanili.
4.1.2. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis
komensalisme diartikan sebagai bentuk hubungan
antara dua makhluk hidup yang berbeda jenis dimana makhluk hidup yang satu
diuntungkan dan di lain pihak makhluk hidup lainnya tidak diuntungkan tetapi
tidak pula dirugikan tetapi simbiosis ini menjadi satu sub simbiosis yaiti
sismbiosis netralisme, yaitu pihak yang satu dan pihak yang lain saling di
untungkan maupun saling dirugikan bersama. Contoh yang terjadi di Ruang Lingkup
BPPUTK adalah pada tanaman durian dan tanaman sirih.
Sirih
mendapat keuntungan karena dapat merambat pada tumbuhan Durian (inang). Durian
tidak merasa dirugikan karena sirih tidak menyerap (mengambil makanan) sehingga
hanya tanaman sirih yang mendapatkan keuntungan karena sirih menetap di batang
durian dan durian tidak dapat dirugikan karena sirih tidak mengambil makan yang
di tempatinya yaitu durian.
4.1.3. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis
parasitisme adalah hidup bersama antara dua makhluk hidup berbeda jenis, tetapi
satu makhluk hidup diuntungkan (parasit) dan satu makhluk hidup dirugikan
(inang). Dalam simbiosis parasitisme terbagi lagi atas dua sbu simbiosis yaitu Simbiosis
amensalisme adalah saat satu pihak dirugikan dan pihak lainnya tidak
diuntungkan maupun dirugikan, dan Simbiosis kompetisi yaitu simbiosis yang
saling merugikan bagi kedua pihak, biasanya terjadi persaingan dalam
memperebutkan makanan contohnya tanaman Kemiri dan benalu yang berada pada
salah satu batangnya.
Pembahasan
Benalu hidup menempel pada tumbuhan
Kemiri (inang) untuk mengambil air dan mineral dari dalam tubuh inangnya
menggunakan akar isap (haustonum). Air dan mineral tersebut selanjutnya dibawa
ke daun untuk dibuat zat makanan melalui proses fotosintesis. Benalu mampu
melakukan proses fotosintesis karena daun-daunnya berklorofil. Oleh karena itu,
benalu disebut tumbuhan semiparasit.
4.3. Intervegetasi
Tanaman
No.
|
Jenis
Tanaman
|
Jumlah
Tanaman
|
1.
|
Durian
|
57
|
2.
|
Rambutan
|
44
|
3.
|
Karet
|
200
|
4.
|
Tomat
|
16
|
5.
|
Sengon
|
39
|
Dari
data Intervegetasi diatas dapat disimpulkan bahwa tanaman Durian mempunyai
jumlah tanaman 57 tanaman yang di tanam lebih dari tanaman lain ini di sebabkan
oleh Kondisi ruang lingkup atau lingkungan BPPUTK yang terbilang masuk daerah
Tropis. Selain Faktor iklim cuaca seperti, curah hujan, intensitas cahaya serta
kelembapa/suhu yang memang cocok untuk tanaman durian area BPPUTK juga
mempunyai tanah adosol berpasir yang cocok untuk budidaya durian juga pH tanah
di lingkungan yang terbilang 6.0-7.0 yang baik untuk tanaman durian. ini lah
yang meneybabkan tanaman durian lebih banyak jumlahnya dari pada tanaman lain
di daerah BPPUTK.
V. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari laporan ini di dapat kesimpulan
bahwa :
1. BPP-UTK adalah Bumi
Pelatihan Dan Percontohan Usaha Tani Konservasi yaitu sebuah wadah atau tempat
yang langsung di tangani oleh PT.Kaltim Prima Coal, yang bertujuan untuk menjadi ‘pusat pembelajaran tentang pertanian
bagi usaha tani dalam lingkup lingkungan Sangatta khususnya.
2. Pada BPP-UTK banyak terdapat tanaman
yang bersimbiosis dengan tanaman lain disekitarnya baik Mutualisme,
komensalisme, Parasitisme.
3. Tanaman yang Dominan atau jumlah
populasinya terbanyak adalah tanaman Durian.
5.2. Saran
1. Diharapkan kepada para praktikan kiranya dapat
mematuhi semua peraturan yang berlaku selama dalam Kegiatan, dan serius dalam
mengikuti praktikum agar apa yang telah di praktekan dapat dipahami dengan
baik.
2. Diharapkan Tim Dosen Lebih menjelaskan lebih
spesifik lagi agar mahasiswa dapat mengerti dengan baik apa tujuan dari
praktikum yang dilaksanakan.
3. Diharapkan agar tempat praktikum bias lebih
luas lagi agar interaksi antar tanaman dapat dikaji secara lebih banyak lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Mahdi,
2010. Ekologi Tanaman, Gramedia,
Jakarta.
Koswara
S, 2000. Kemiri dan Cara Budidaya. Penerbit
sinar Harapan. Jakarta.
Letgum,
1993. Budidaya Tanaman Vanili.
Koprasi daar El- Kutub, Bandung.
Sudrajat,
2009. Varietas Tanaman Durian. Penebar
swadaya, Jakarta.
Aksari,
2011. Perbanyakan Tanaman Durian.
Gramedia. Jakarta.
Heddy,
2009. Interaksi Antar Tanaman.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Sultan,
2000. Simbiosis dan Interaksi . Penerbit
Airlangga. Surabaya.
www.bpp-utk.go.id/
chandra193/2011/03/11/googlesearch/sangatta-kutim/.