ETANOL SUMBER BAHAN BAKAR ALTERNATIF MASA DEPAN
Seperti yang kita ketahui Bahan Bakar Merupakan Hal yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, kebanyakan masayarakat menggunakan bahan bakar minyak atau bisa di sebut BBM, secara lamai bahan bakar BBM terbuat dari fosil atau bekas sisa pelapukan tanaman sekian juta tahun yang lalu. lalu timbullah petanyaan, BAGAIMANA JIKA BBM ITU HABIS??APA YANG TERJADI??LANTAS BISAKAH MANUSIA TERUS MELANJUTKANKAN AKTIVITAS YANG SEBAGIAN BESAR BERGANTUNG PADA BBM?
dan banyak lagi bermunculan pertanyaan seperti itu......!!!!!!!!
BBM PASTI HABIS
seperti yang kita ketahui BBM adalah sumber daya alam yang tidak dapat di perbahrui, maka dari itu BBM pasti akan habis? seluruh dunia telah takut akan hal ini karena 99 % masyarakat dunia menggunakan BBM.
Pasti pada saat itu BUMI mengalami Fase Perguncangan, gejolak pada masyarakat yang ingin memenuhi segala kebutuhannya, manusia ingin mencukupi segala keinginannya untuk hidup lebih mudah.
Dengan semua masalah yang berpengaruh pada manusia BBM jadi peran vital untuk itu dibutuhkan Bahan Bakar Alternatif yang dapat diperbahrui salah satunya adalah ETANOL, dan mula-mula mari kita bahas apa itu ETANOL.
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomerkonstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi organik paling awal yang pernah dilakukan manusia. Efek dari konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak dulu. Pada zaman modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri seringkali dihasilkan dari etilena.
Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.(Sumber:Wikipedia)
seperti yang disebutkan diatas Etanol meruapakan reaksi kimia dan kita dapat membuatnya sendiri, salah satunya dari tanaman Aren. kenapa harus Aren? terus bagaimana caranya? pasti muncul pertanyaan sejenis itu. baik mula-mula kita bahas tentang Aren.
Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah palma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan pelbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatra dan Semenanjung Malaya); kawung, taren (Sd.); akol, akel, akere, inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka,moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain.[1]
Bangsa Belanda mengenalnya sebagai arenpalm atau zuikerpalm dan bangsa Jerman menyebutnya zuckerpalme. Dalam bahasa Inggris disebut sugar palm atau Gomuti palm.
Morfologi
Palma yang besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang.
Daunnya majemuk menyirip, seperti daun kelapa, panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya.
Berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m. Buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga,[2] tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal.
NIRA AREN
Gula aren diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning. Tandan ini mula-mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa hari, hingga keluar cairan dari dalamnya. Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk menampung cairan yang menetes.
Cairan manis yang diperoleh dinamai nira (alias legen atau saguer), berwarna jernih agak keruh. Nira ini tidak tahan lama, maka tahang yang telah berisi harus segera diambil untuk diolah niranya; biasanya sehari dua kali pengambilan, yakni pagi dan sore.
Setelah dikumpulkan, nira segera dimasak hingga mengental dan menjadi gula cair. Selanjutnya, ke dalam gula cair ini dapat dibubuhkan bahan pengeras (misalnya campuran getah nangka dengan beberapa bahan lain) agar gula membeku dan dapat dicetak menjadi gula aren bongkahan (gula gandu). Atau, ke dalam gula cair ditambahkan bahan pemisah seperti minyak kelapa, agar terbentuk gula aren bubuk (kristal) yang disebut juga sebagai gula semut.
Di banyak daerah di Indonesia, nira juga biasa difermentasi menjadi semacam minuman beralkohol yang disebut tuak atau di daerah timur juga disebut saguer. Tuak ini diperoleh dengan membubuhkan satu atau beberapa macam kulit kayu atau akar-akaran (misalnya kulit kayunirih (Xylocarpus) atau sejenis manggis hutan (Garcinia)) ke dalam nira dan membiarkannya satu sampai beberapa malam agar berproses. Bergantung pada ramuan yang ditambahkan, tuak yang dihasilkan dapat berasa sedikit manis, agak masam atau pahit.
Dengan membubuhkan bahan yang lain, atau dengan membiarkan begitu saja selama beberapa hari, nira dapat berfermentasi menjadicuka. Cuka dari aren ini kini tidak lagi populer, terdesak oleh cuka buatan pabrik.
Nira mentah (segar) bersifat pencahar (laksativa), sehinggroti.
a kerap digunakan sebagai obat urus-urus. Nira segar juga baik sebagai bahan campuran (pengembang) dalam pembuatan
Nah Nira Aren inilah yang akan jadi buah bakal Bio-Etanol.
Air Nira Buah Siwalan Dapat Dijadikan Sebagai Bioetanol
Air nira buah aren/siwalan adalah cairan yang disadap dari bunga
pohon siwalan. Air nira buah siwalan ini biasanya dimanfaatkan sebagai minuman
yang biasanya masyarakat menyebutnya legen. Air nira buah siwalan apabila
difermentasikan akan berubah menjadi minuman yang beralkohol.
Dalam karya tulis ini akan membahas tentang manfaat dari air
buah nira siwalan. Selain dapat dijadikan minuman, air nira buah siwalan juga
dapat dijadikan sebagai bioetanol apabila air nira buah siwalan tersebut telah
mengalami beberapa proses fermentasi.
Berikut adalah tabel tentang kandungan yang terdapat pada
air nira buah siwalan.
Komponen
|
Jumlah
|
Total
gula (g/100 cc)
|
10,93
|
Gula
reduksi (g/100 cc)
|
0,96
|
Protein
(g/100 cc)
|
0,35
|
Nitrogen
(g/100 cc)
|
0,056
|
pH (g/100
cc)
|
6,7-6,9
|
Specific
gravity
|
1,07
|
Mineral
sebagai abu (g/100 cc)
|
0,54
|
Kalsium
(g/100 cc)
|
Sedikit
|
Fosfor
(g/100 cc)
|
0,14
|
Besi
(g/100 cc)
|
0,4
|
Vitamin C
(mg/100 cc)
|
13,25
|
Vitamin B1 (IU)
|
3,9
|
Vitamin B
komplek
|
Diabaikan
|
4.1.1 Penelitian Kadar Bioetanol
Bahan baku
yang digunakan adalah nira siwalan. Nira aren untuk percobaan diperoleh
dengan cara membelinya di pasar. Mikroba yang digunakan adalah Fermipan yang di
dalamnya sudah mengandung Saccaromyces. Bahan lain adalah aquadest.
Percobaan
yang dilakukan dengan menggunakan skala laboratorium dengan basis nira siwalan
(substrat) sebanyak 200 ml setiap run. Sedangkan pembuatan starter yaitu 100 ml
nira siwalan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian dipasteurisasi dan diatur
pH nya 4. Timbang 2 gr Fermipan kemudian larutkan dalam 20 ml aquadest.
Tambahkan larutan fermipan tadi ke dalam nira siwalan yang sudah dipasteurisasi
dengan pH 4. Campuran diaerasi selama selama 2 hari. Setelah 2 hari, masukkan
substrat ke 3 labu Erlenmeyer masing-masing 200 ml. Masukkan starter yang sudah
diaerasi selama 2 hari ke dalam masing-masing substrat dengan kadar starter
masing-masing 5%, 10% dan 15% pada temperatur kamar. Tutup rapat masing-masing
Erlenmeyer dengan alumunium foil supaya tidak ada kontaminan yang bisa
mengganggu fermentasi. Fermentasi substrat tersebut 3-5 hari. Analisa kadar
ethanol masing-masing sampel setiap harinya.
Hasil
Percobaan
a. Tabel
hasil analisa
%
starter
|
Kadar
Alkohol hari ke- (%)
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
5
10
15
|
2,24
2,45
3,67
|
2,65
2,84
4,33
|
3,29
3,67
4,89
|
3,61
4,22
6,17
|
3,51
3,83
5,27
|
b. Tabel
Yield yang diperoleh pada hari optimum fermentasi
%
starter
|
Yield
pada hari ke – 4 (%)
|
5
10
15
|
25,9
31,8
48,6
|
Pembuatan Bioetanol
Bahan:
1. Air
nira aren
2. Fermipan
(saccaromyces)
3. Substrat
4. Aquadest
5. Aluminium
foil
Cara pembuatan:
1. Air
nira aren dipasteurisasi.
2. Siapkan
larutan fermipan yang telah mengandung saccaromyces kemudian beri aquadest.
3. Campurkan
larutan fermipan ke dalam air nira aren yang telah dipasteurisasi kemudian
diaerasi selama 2 hari.
4. Setelah
diaerasi selama 2 hari, tambahkan substrat.
5. Langkah
terakhir, fermentasi selama 4 hari dengan ditutup aluminium foil agar tidak ada
kontaminan yang mengganggu saat fermentasi.
Kelebihan Dari Penggunaan Bioetanol
1. Bioetanol aman
digunakan sebagai bahan bakar, titik nyala etanol tiga kali lebih tinggi
dibandingkan bensin.
2. Emisi hidrokarbon
lebih sedikit sehingga asap yang dikeluarkan dari pemakaian bioetanol ini tidak
terlalu banyak dan berbahaya.
3. Penggunaan bioetanol
ini juga lebih irit dibandingkan dengan bensin biasa.