HORTIKULTURA

LAPORANN PRAKTIKUM

HORTIKULTURAL






AGROTEKNOLOGI





MARCELINUS LILING
11542111000744




SEKOLAH TINGGI PERTANIAN (STIPER) KUTAI TIMUR
TAHUN 2014






KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelasaikan laporan Pengolahan Tanah ini dengan kemudahan. Selain itu saya juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.,Dr.,Ir Juraemi.,Msi Selaku Ketua STIPER KUTIM
2. Bapak La Sarido.,SP.,MP Selaku Ketua Program Studi Agroteknologi
3. Bapak Ir. Achmad Subad, Selaku Dosen Mata Hortikultural.
4. Bapak Rudi, SP.,MP, Selaku Dosen Mata Kulian Hortikultural.
5. Ibu Farida,SP, Selaku Dosen Mata Kuliah Hortikultural.
6. Saya juga mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan motivasi teman-teman sehingga                    laporan praktikum ini dapat terselesaikan dengan baik.

Saya menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Selebihnya saya ucapkan terima kasih.




Sangatta,    09 Desember 2014





                                                                                             Penyusun          









DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
1.3. Mamfaat 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Tanaman Salak 3
2.2.  Tanaman Jeruk 10
2.3.  Tanaman Nangka 14

III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu Dan Tempat 23
3.2. Alat Dan Bahan 23
3.3. Prosedur Kerja 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pembahasan Tanaman Salak 25
4.2 Hasil Pembahasan Tanaman Jeruk 25
4.3 Hasil Pembahasan Tanaman Nangka 26

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 27
5.2 Saran 27

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Hortikultura merupakan salah - satu subsektor penting dalam pembangunan pertanian. Secara garis besar, komoditas hortikultura terdiri dari kelompok tanaman sayuran (vegetables), buah (fruits), tanaman berkhasiat obat (medical plants),tanaman hias (ornamental plants) termasuk didalamnya tanaman air, lumut dan jamur yang dapat berfungsi sebagai sayuran, tanaman obat atau tanaman hias. Secara umum, komoditas hortikultura memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan pembudidayaannya memerlukan tenaga kerja intensif dengan keterampilan yang tinggi. Hortikultura memegang peranan penting dalam sumber pendapatan produsen, perdagangan maupun penyerapan tenaga kerja. Salah satu produk hortikultura yang memberikan kontribusi dalam PDB nasional adalah tanaman hias. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan agribisnis tanaman hias karena mempunyai wilayah yang luas, agroklimat tropis dan agroklimat subtropis di dataran tinggi, dan Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman sumberdaya florikultura yang cukup besar. Selain itu, Indonesia memiliki teknologi dan sumberdaya manusia untuk pengembangan tanaman hias. Produk tanaman hias dapat berupa bunga ataupun daun. Tanaman hias (florikultur) merupakan komoditas yang sangat khas, dimana para pengusahanya dituntut untuk lebih memberikan perhatian khusus dalam pengusahaannya yang didasarkan atas keterampilan seni, keterampilan dalam hal penguasaan teknologi, budidaya dan kemampuan dalam memperdagangkan hasil produksi atau pemasaran (http://www.agrina-online.com, 2012). 


1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah:
1. Agar mahasiswa dapat melakukakan percobaan,pemakasan,penyerbukan dan pembuatan perangkap hama untuk menanggulangi tingkat serangan hama pada tanaman.
2. Agar mahasiswa dapat terjun langsung kelapangan untuk melakukan pengamatan pada beberapa tanaman sehingga dapat mengambil suatu tindakan yang akan dilakukan dengan hasil pengamatan yang ada.

1.3 Manfaat Praktikum
Agar mahasiswa dapat mengetahui cara perawatan secara langsung dilapangan dengan beberapa metode seperti pemangkasan,penyerbukan dan pembuatan perangkap hama.



II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Salak
Salak merupakan salah satu produk hortikultura yang berpotensi untuk ditanam dan dikembangkan. Di Indonesia banyak terdapat daerah potensial penghasil salak. Hal ini disebabkan karena lahan yang cocok untuk tanaman salak memang asalnya dari Indonesia. Ketinggian tanah yang sesuai untuk tanaman salak adalah 0-700 meter diatas permukaan laut. Dan ketinggian tanah yang terbaik berkisar antara 1-400 m diatas permukaan laut. Batas toleransi ketinggian yang masih memungkinkan adalah 900 m diatas permukaan laut. Bila sudah lebih dari 900 m pohon salak susah berbuah. Dalam satu tahun tanaman salak yang dikelola secar intensif dapat dipanen tiga kali. Jadi ada tiga musim panen dalam satu tahunnya, yaitu panen besar pada bulan November dan Februari, panen sedang pada bulan Mei dan Agustus, dan panen kecil pada bulan Maret dan Oktober (Nazarudiin dan
Kristiawati, 1992).

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Salak
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus : Salacca
Spesies : Salacca zalacca (Schuiling and Morgan, 1992 dalam Purnomo, 2010).

2.1.2 Morfologi Tanaman Salak
Tanaman salak berakar serabut dan menyerupai pohon palem yang seolah-olah tidak berbatang, rendah dan tegak dengan tinggi tanaman salak antara 1,5 – 7 meter, tergantung dari jenisnya. Batangnya hampir tidak kelihatan karena tertutup oleh pelepah daun yang tersusun rapat, pelepah dan tangkai daunnya berduri panjang (Steenis, 1975 dalam Sulastri, 1986; dan Harsoyo, 1999). Batang tanaman salak lemah dan mudah rebah, pada batangnya dapat tumbuh tunas yang berakar sendiri, yang bila dibiarkan tumbuh di batang, tunas-tunas tersebut dapat tumbuh menjadi rumpun tanaman salak yang besar.

A.Bunga
Tanaman salak berbunga banyak, tersusun dalam tandan rapat dan bersisik dengan tandan bunga jantan dan tandan bunga betina terletak pada pohon yang berlainan, sebagian tandan bunga terbungkus oleh seludang atau tongkol yang berbentuk seperti perahu yang terletak diketiak pelepah daun (Sulastri, 1986). Menurut Sunarjono (2005), bunga salak ada tiga macam, yaitu bunga betina, jantan, dan campuran (sempurna), dimana bunga jantan terbungkus oleh seludang (spandex) dengan tangkai panjang sedangkan bunga betina terbungkus oleh seludang dengan tangkai pendek. Tongkol bunga jantan memiliki panjang 50 – 100 cm, terdiri atas 4 – 12 bulir silindris yang masing-masing panjangnya antara 7 – 15 cm, dengan banyak bunga kemerahan terletak di ketiak sisik-sisik yang tersusun rapat, sedangkan tongkol bunga betina panjangnya antara 20 – 30 cm, bertangkai panjang, terdiri atas 1 – 3 bulir yang panjangnya mencapai 10 cm.


B. Buah
Buah salak merupakan tipe buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur terbalik, runcing di pangkalnya dan membulat di ujungnya dengan panjang buah dapat mencapai 2,5 – 10 cm dengan ketebalan daging buah sekitar 1,5 cm. Buah salak tersusun dalam tandan dimana dalam setiap tandan terdiri dari 15 – 40 buah (Sulastri, 1986; dan Sunarjono, 2005).
Buah salak terdiri atas kulit, daging buah dan biji. Kulit buah salak yang membungkus daging buah menyerupai sisik yang berbentuk segi tiga, berwarna kekuningan hingga coklat kehitaman atau kemerah-merahan yang tersusun seperti genting, dengan banyak duri kecil yang mudah putus di ujung masing-masing sisik. Daging buah tidak berserat berwarna putih kekuningan, kuning kecoklatan atau merah tergantung varietasnya, dan biasanya terdiri dari tiga septa dalam tiap buah. Biji salak yang masih muda berwarna pucat dan lunak, sedangkan setelah matang berwarna kuning hingga kehitaman dan keras, dan dalam setiap buah terdapat 1 – 3 biji (Sulastri, 1986; Budagara, 1998; Sunarjono, 2005; dan Purnomo, 2010).
Buah salak pada umumnya lebih kecil dibandingkan dengan jenis salak lainnya. Buah salak pondoh memiliki berbagai variasi mulai dari warna kulit yang coklat kehitam-hitaman, coklat kemerah-merahan, coklat kekuning-kuningan, dan merah gelap kehitam-hitaman, serta semua buah salak pondoh memiliki rasa manis (Santoso, 1990). Buah salak pondoh tergolong buah yang berpola respirasi non klimaterik yang memiliki umur penyimpanan yang relatif lebih lama dibanding buah klimaterik, dimana salak pondoh mulai membusuk setelah 13 hari penyimpanan pada suhu kamar.
Tumbuhan salak dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, tetapi secara umum masa panen tanaman salak ada empat musim, yaitu: (1) panen raya pada bulan November, Desember dan Januari; (2) panen sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli; (3) panen kecil pada bulan-bulan Februari, Maret dan April; dan 4) masa kosong atau masa istirahat pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober, dan apabila pada bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandreN.

2.1.3 Syarat Tumbuh
Suhu yang paling baik antara 20-30CC. Salak membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan genangan air Tanaman salak sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10 bulan/tahun dan C : 5-7 bulan/tahun.Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yang tinggi.Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh.
Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 – 7,5. Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.

2.1.4 Budidaya Tanaman Salak
A. Pembibitan
Salah satu faktor yg perlu diperhatikan dlm mengusahakan tanaman salak adalah penggunaan bibit unggul & bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dlm pemakaian bibit akan berakibat buruk dlm pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yg baik tidak akan memberikan hasil yg diinginkan, sehingga modal yg dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dlm usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yg baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif). Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yg baik diperoleh dari pohon induk yg mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak & seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan hama & penyakit serta pengaruh lingkungan yg kurang menguntungkan.
B. Teknik Penyemaian Bibit
Biji salak yg telah direndam & dicuci, masukkan kedalam kantong plastik yg sudah dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat teduh & lembab sampai kecambah berumur 20-30 hari.Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP & KCl, masing-masing 5 gram, tiap 2-3 minggu sekali,dan Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hari.
Bibit dari Anakan dengan pesemaian bak kayu:Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar & panjang disesuaikan dengan kebutuhan,Diisi dengan tanah subur & gembur setebal 15-20 cm,Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm,Arah pesemaian Utara Selatan & diberi naungan menghadap ke Timur,Benih direndam dlm larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam, konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter air.,Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm,Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas berada dibawah

C. Teknik Penanaman
Pembuatan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yg telah jadi sebanyak 10 kg:Cara Penanaman : Biji ditanam langsung dlm lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan kemudian biji mulai tumbuh.Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro & sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m & lamtoro 12 x 12 m.



D. Pemeliharaan Tanaman
Setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu dipelihara dengan benar & teratur sehingga diperoleh produksi kebin yg baik & produktif. Pemeliharaan ini dilakukan sampai berakhirnya masa produksi tanaman salak.
Penjarangan & Penyulaman : Untuk memperoleh buah yg berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5. Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yg baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yg seumur dengan tanaman lainnya.
Penyiangan : Penyiangan adalah membuang & memebersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yg tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yg lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dlm memperebutkan unsur hara & air. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dlm satu tahun, dilakukan pada awal & akhir musim penghujan.
Perempalan & Pemangkasan : Daun-daun yg sudah tua & tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yg terlalu rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yg terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun yg lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yg kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang.


E. Hama Dan Penyakit
1. Hama
Kutu wol /putih (Cerataphis sp.) : Hama ini bersembunyi di sela-sela buah,Kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp..),Kumbang penggerek batang : Menyerang ujung daun yg masih muda (paling muda), kemudian akan masuk ke dlm batang. Hal ini tidak menyebabkan kematian tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yg banyak di dlm batang tersebut.Pengendalian: dimatikan atau dengan cara meneteskan larutan insektisida (Diazenon) dengan dosis 2 cc per liter pada ujung daun yg terserang atau dengan cara menyemprot. dlm hal ini diusahakan insektisida dapat masuk ke dlm bekas lubang yg digerek. Memasukkan kawat yg ujungnya lancip ke dlm lubang yg dibuat kumbang hingga mengenai hama.

2. Penyakit Salak
Penyakit yg sering menyerang salak adalah sebangsa cendawan putih,Gejala: busuknya buah. Buah yg terserang penyakit ini kualitasnya jadi menurun, karena warna kulit salak jadi tidak menarik.Pengendalian: mengurangi kelembaban tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.

F. Panen
Mutu buah salak yg baik diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat kemasakan yg baik. Buah salak yg belum masak, bila dipungut akan terasa sepet & tidak manis. Maka pemanenan dilakukan dengancara petik pilih, disinilah letak kesukarannya. Jadi kita harus benar-benar tahu buah salak yg sudah tua tetapi belum masak.
Ciri & Umur Panen : Buah salak dapat dipanen setelah matang benar dipohon, biasanya berumur 6 bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ditandai oleh sisik yg telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, & bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yg meruncing) terasa lunak bila ditekan. Tanda buah yg sudah tua, menurut sumber lain adalah: warnanya mengkilat (klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai buah & beraroma salak.
Cara Panen Cara memanen: karena buah salak masaknya tidak serempak, maka dilakukan petik pilih. yg perlu diperhatikan dlm pemetikan apakah buah salak tersebut akan disimpan lama atau segera dimakan. Bila akan disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua (Jawa: gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yg masir tidak tahan lama disimpan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai tandannya.
1. Periode Panen : Tanaman salak dlm masa panennya terdapat 4 musim:
a. Panen raya pada bulan Nopember, Desember & Januari
b. Panen sedang pada bulan Mei, Juni & Juli
c. Panen kecil pada bulan-bulan Pebruari, Maret & April.
d. Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan Agustus, September & Oktober. Bila pada bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandren. Menurut sumber lain panen besar buah salak adalah antara bulan Oktober - Januari.

2.2.Tanaman Jeruk
Tanaman ini termasuk ke dalam famili Rutaceae. Jeruk nipis merupakan salah satu jenis citrus Geruk. Tanaman ini berupa perdu dengan tinggi ± 3,5 m. Batang tanaman jeruk nipis berkayu, bulat, berduri, putih kehijauan. Daunnya majemuk, elips alau bulat telur, pangkal membulat, ujung turnpul, tepi beringgit, panjang 2,5-9 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan menyirip, tangkai 5-25 mm, bersayap, hijau. Tanaman ini memiliki bunga majemuk atau tunggal, di ketiak daun atau di ujung batang, diameter 1,5-2,5 cm, kelopak bentuk mangkok, berbagi empat sampai lima, diameter 0,4-0,7 cm, putih kekuningan, benang sari 0,5-0,9 cm, tangkai sari 0,35-0,40 cm, kuning, bakal buah bulat, hijau kekuningan, tangkai putik silindris, putik kekuningan, kepala putik bulat, tebal, kuning, daun mahkota empat sampai lima, bulat telur atau lanset, panjang 0,7-1,25 cm, lebar 0,25-0,50 cm, putih. Buahnya berupa buni dengan diameter 3,5-5 cm, masih muda hijau setelah tua kuning. Bijinya berbentuk bulat telur, pipih, putih kehijauan. Akar tanaman ini berupa akar tunggang, bulat, dan berwarna putih kekuningan. Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung.

2.2.1 Klasifikasi Tanaman Jeruk
Kingdom :Plantae
Divisio :Spermatophyta
Subdivisio :Angiospermae
Klas :Dicotyledonae
Bangsa :Rutales
Famili :Rutaceae
Genus :Citrus
Species :Citrus aurantiifolia (Cristm.) Swingle

2.2.2 Morfologi Tanaman Jeruk
Jeruk nipis  termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m. Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunyya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Sedangkan tulang daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm. Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang tumbuh di ketiak daun atau di ujung batang dengan diameter 1,5-2,5 cm. kelopak bungan berbentuk seperti mangkok berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan dan tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun mahkota berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm berwarna putih Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung.

2.2.4 Budidaya Jeruk
1. Pembibitan
Bibit jeruk yg biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yg baik adalah yg bebas penyakit, mirip dgn induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang dan memiliki sertifikasi penangkaran bibit.Penyiapan Bibit: Bibit yg biasa digunakan utk budidaya jeruk didapatkan dgn cara generatif dan vegetatif.Teknik
 Penyemaian Bibit:Cara generatif Biji diambil dari buah dgn cara memeras buah yg telah dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yg tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang. Areal persemaian memiliki tanah yg subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m². Biji ditanam dalam alur dgn jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupukkandang, sekam, pasir (1:1:1).
Cara Vegetatif Jeruk:Metode yg lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. utk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yg dipilih dari jenis jeruk dgn perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yg biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.

2. Teknik Penanaman
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air utk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:Pengurangan daun dan cabang yg berlebihan,Pengurangan akar,Pengaturan posisi akar agar jangan ada yg terlipat,Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yg bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang utk menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yg sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.

2.2.5 Hama Dan Penyakit
1.Hama Tanaman Jeruk
Kutu loncat (Diaphorina citri.)Bagian yg diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda.Gejala: tunas keriting, tanaman mati.Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, Selain itu buang bagian yg terserang.
Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)Bagian yg diserang adalah tunas muda dan bunga.Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.Pengendalian: menggunakan insektisida dgn bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).
Lalat buah (Dacus sp.)Bagian yg diserang adalah buah yg hampir masak.Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah.Pengendalian: gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dgn Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.

2. Penyakit Tanaman Jeruk
CVPD Penyebab: Bacterium like organism dgn vektor kutu loncat Diaphorina citri.Bagian yg diserang: silinder pusat (phloem) batang.Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye.Pengendalian: gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yg terserang CVPD. Gunakan insektisida utk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yg baik.

2.2.6 Panen Jeruk
1. Ciri dan Umur Panen
Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya.Cara Panen Buah dipetik dgn menggunakan gunting pangkas.

2.3. Tanaman Nangka
Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) merupakan salah satu jenis tanaman buah tropis yang multifungsi dan dapat ditanam di daerah tropis dengan ketinggian kurang dari 1.000 meter di atas permukaan laut yang berasal dari India Selatan. Ciri-ciri buah nangka yang sudah matang yaitu memiliki duri yang besar dan jarang, mempunyai aroma nangka yang khas walaupun dalam jarak yang agak jauh, setelah dipetik daging buahnya berwarna kuning segar, tidak banyak mengandung getah. Buah tersebut bisa dimakan langsung atau diolah menjadi berbagai masakan (Widyastuti, 1993).Buah nangka banyak mengandung gizi cukup tinggi dan berkhasiat sebagai obat anti kanker dan mencegah sembelit, tetapi bila dikonsumsi secara berlebihan buah ini dapat menimbulkan gas dalam perut. Penderita infeksi usus atau maag tidak dianjurkan untuk memakan buah nangka (Rukmana, 1997).

2.3.1 Klasifikasi Tanaman Nangka.
Kingdom :Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Morales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus heterophyllus Lamk. Rukmana (1997)

2.3.2. Morfologi Tanaman Nangka
Pohon Artocarpus heterophyllus memiliki tinggi 10-15 m. Batangnya tegak, berkayu, bulat, kasar dan berwarna hijau kotor. Daun A. heterophyllus tunggal, berseling, lonjong, memiliki tulang daun yang menyirip, daging daun tebal, tepi rata, ujung runcing, panjang 5-15 cm, lebar 4-5 cm, tangkai panjang lebih kurang 2 cm dan berwarna hijau. Bunga nangka merupakan bunga majemuk yang berbentuk bulir, berada di ketiak daun dan berwarna kuning. Bunga jantan dan betinanya terpisah dengan tangkai yang memiliki cincin, bunga jantan ada di batang baru di antara daun atau di atas bunga betina. Buah berwarna kuning ketika masak, oval, dan berbiji coklat muda(Heyne, 1987).

2.3.3 Syarat Tumbuh
A.Iklim
Tanaman nangka tergolong jenis tanaman yang dalam penyerbukan bunganya dibantu oleh Angin. Oleh karena itu keberadaan angin mutlak diperlukan.Pohon nangka cocok tumbuh di daerah yang memiliki curah hujan tahunan rata -rata 1.500-2.500 mm dan musim keringnya tidak terlalu keras. Nangka dapat tumbuh di daerah kering yaitu di daerah-daerah yang mempunyai bulan-bulan kering lebih dari 4 bulan.Keberadaan sinar matahari mutlak diperlukan dalam budidaya nangka. Sinar matahari sangat diperlukan nangka untuk memacu fotosintesa dan pertumbuhan, karena pohon ini termasuk intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan terganggunya pembentukan bunga dan buah serta pertumbuhannya.Suhu yang sesuai menunjang pertumbuhan tanaman dengan baik. Rata-rata suhu udara minimum 16-21 derajat C dan suhu udara maksimum 31- 31,5 derajat C.Dalam budidaya tanaman nangka, kelembaban udara yang tinggi diperlukan untuk mengurangi penguapan.

B. Media Tanam
Disamping faktor iklim, media tanam berpengaruh penting dalam budidaya nangka. Pemilihan media tanaman yang cocok dengan karakter tanaman nangka sangat mendukung pertumbuhan tanaman dengan maksimal. Media tanam yang sesuai untuk budidaya nangka adalah sebagai berikut :Pohon nangka dipelihara di berbagai tipe tanah, tetapi lebih menyenangi aluvial, tanah liat berpasir/liat berlempung yang dalam dan beririgasi baik.Umumnya tanah yang disukai yaitu tanah yang gembur dan agak berpasir. Pohon ini hidup pada tanah tandus sampai subur dengan kondisi reaksi tanah asam sampai alkalis. Bahkan pada tanah gambutpun pohon ini dapat tumbuh dan menghasilkan buah.Pohon nangka tahan terhadap pH rendah (tanah masam) dengan pH 6,0-7,5, tetapi yang optimum pH 6–7.Kedalaman air tanah yang cocok bagi pertumbuhan nangka adalah 1-2 m atau antara 1-2.5 m. Karena perakarannya sangat dalam, maka sebaiknya ditanam pada tanah yang cukup tebal lapisan atasnya (kira-kira 1 m).
C. Ketinggian Tempat
Pohon nangka dapat tumbuh dari mulai dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.300 m dpl. Namun ketinggian tempat yang terbaik untuk pertumbuhan nangka adalah antara 0-800 m dpl.
2.3.4 Budidaya Tanaman Nangka

1. Pembibitan
Persyaratan Bibit: Umumnya perbanyakan tanaman nangka dilakukan dgnmenggunakan bijinya, karena perbanyakkan dgncangkok atau okulasi hanya sedikit persentase jadinya. Hal ni mungkin disebabkan kandungan lateksnya bisa menghambat proses persatuan. Seleksi dilakukan sejak masa pembibitan apabila ingin mendapatkan nangka bersifat unggul (cepat berbuah, mampu berproduksi banyak dgnbuah berkualitas & tahan terhadap hama & penyakit). Beberapa hal perlu diperhatikan dalam memilih bibit baik adalah:Bibit harus berasal dr jenis atau varietas unggul (produksi tinggi, buah berkualitas baik, berumur panjang & tahan terhadap hama & penyakit).Bibit harus sehat bisa dilihat dr sosoknya kokoh, batangnya kuat, lurus & tumbuh tegak, percabangan banyak serta daun bagian atas berwarna hijau segar & mengkilap.

2.Penyiapan Bibit
Penanganan benih mencakup pencucian secara hati-hati untuk membuang kulit biji berlendir & membuang bagian perikarp berupa tanduk; perlakuan ni akan memperbaiki perkecambahan. Benih disemai sewaktu masih segar; jika diperlukan penyimpanan jangka pendek, benih tak bolh dibiarkan mengering. Benih memilki 40% dr kandungan air aslinya & disimpan dalam wadah plastik kedap, dgnsuhu udara 20 derajat C masih mampu berkecambah selama 3 bulan. Dalam kondisi memadai perkecambahan bisa diawali setelah 10 hari & mencapai persentase perkecambahan 80-100% dalam jangka waktu 35-40 hari setelah disemai. Benih hendaknya diletakkan mendatar atau dgnhilumnya menghadap ke bawah untuk perkecambahan. Cara pembiakan pohon nangka dgnokulasi memerlukan keterampilan khusus & pengalaman & persentase jadinya rendah. Keuntungannya antara lain cepat berbuah & sifatnya induknya bisa diturunkan.Tanaman digunakan sebagai pangkal bawah ; anakan nangka/cempedak asalnya dr biji.
Cara okulasinya ; sebagai berikut: Sayat sebuah mata kayu (mata entras) dr batang nangka, dgnkulitnya kira-kira 2 cm dr atas sampai 2 cm di bawah mata. Kayu terbawa dibuang dgnhati-hati agar titik tumbuh mata tak rusak. Sayat kulit pohon pangkal bawah , kira-kira 10-20 cm di atas leher akar dgnlebar 2-3 cm & panjangnya 3-4 cm. Ungkitlah dr kayunya & lidah kukit dipotong separuhnya. Masukkanlah mata tersebut ke dalam lidah kulit pohon pangkal bawah tersebut, sedemikian rupa, mata masih kelihatan di atas lidah kulit pohon dipotong.
Kemudian ikatlah dgntali rafia & mata tetap tersembul keluar (jangan sampai terhimpit).Pada okulasi berhasil, sesudah 8-14 hari ikatan tali rafia harus dibuang. Apabila tunas sudah tumbuh sepanjang 1-10 cm, ikatlah tunas pada bagian atas pohon, agar tunas tumbuhnya lurus & tak dirusak karena digo-go angin. Bahan untuk cangkok diambil dr dahan muda/ranting baru berada di cabang pohon/tunas ranting baru berada di cabang pohon maupun tunas ranting belum produktif. Pencangkokkan dilakukan menjelang musim penghujan agar perakaran bisa tumbuh dgnbaik. Namun demikian pencangkokkan dilakukan pada musim kemarau, tetapi harus disiram secara teratur.
Cara mencangkok dilakukan dgncara mengupas kulit sekeliling dalam 3-5 cm lebarnya. Luka telah dibuat dibiarkan kering kena angin 1-2 hari. Kemudian luka bagian atas diolesi hormon rootone F, setelah seperti ituditutup dgntanah berkompos atau humus telah dibasahi & dibalut dgnsabut kelapa atau plastik telah diberi lobang-lobang kecil.



3.Teknik Penyemaian Bibit
Biji disemai/ditanam ke dalam kantong-kantong plastik sudah tersedia di bedgnsedalam setebal biji, setelah seperti ituditutup lapisan tanah tipis. Biji akan berkecambah dgnrata-rata daya kecambah & persen jadi tanaman ± 90 %. Semai muda dipotkan selambat-lambatnya setelah berdaun empat helai, karena bibit lebih tua sulit untuk dipindahtanamkan (transplanting). Kesulitan ni bisa diatasi dgncara menyemaikan 1-2 benih langsung ke dalam satu wadah. Semai paling cocok disimpan di bawah naungan (50-70 % intensitas cahaya matahari penuh).

4.Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Untuk bibit dr biji, penyiraman dilakukan secara teratur setiap pagi hari. Sebaiknya persemaian diberi naungan tak terlalu rapat & menghadap ke arah timur guna mencegah penguapan air terlalu cepat. Untuk bibit dr cangkokkan, penyiraman bisa dilakukan secara teratur tiap hari untuk mencegah kekeringan. Penyiraman ni dilakukan kalau belum ada hujan. Semai dr cangkokan sebaiknya diberi naungan saat baru dipindahkan supaya tak layu.

5. Pemindahan Bibit
Bibit akan diangkut ke lapangan penanaman sebaiknya disiram terlebih dahulu. Pengangkutan bibit ke lapangan penanaman dilakukan pagi atau sore hari & dikerjakan dgnhati-hati. Pembongkaran bibit di lapangan dikerjakan hati-hati seperti halnya pada waktu pengangkutan. Apabila jarak angkutan bibit cukup jauh, maka bibit telah dibongkar dirawat lebih dahulu beberap hari sebelum ditanam. Bibit-bibit ni (dr biji) bisa ditanam di lapangan sewaktu masih muda sekali, yaseperti itusebelum perakarannya tumbuh keluar pot, sebab gangguan terhadap perakaran bisa mematikan bibit itu. Bibit juga harus mempunyai ukuran tinggi 50-75 cm & berumur 1-1 1/2 bulan. Bibit dr okulasi bisa ditanam di lapangan pada umur 6-8 bulan. Jika panjang tunas telah mencapai 2-30 cm, potonglah bagian atas pohon pangkal & lukanya ditutup parafin. Untuk okulasi sebaiknya dilakukan pada saat udara cerah & tak hujan. Bibit dr cangkokan, umumnya setelah 1-2,5 bulan, cangkokan sudah berakar banyak & cangkok bisa diambil. Setelah disapih beberapa hari, cangkok bisa ditanam di lapangan.

6. Pemupukan
Pada lobang tanam, tanah hasil galian dicampur dgnpupuk kandang 20 kg/lubang & dolomit 0,5 kg/lubang (untuk menaikkan pH). Tanah campuran ni dimasukkan ke lubang 2-3 minggu sebelum penanaman. Seminggu sebelum tanam berilah pupuk NPK (15-15-15) 100 gram ke dalam lubang penanaman.

7. Teknik Penanaman
Pola usaha pekarangan ; bertanam di lahan sekitar rumah. Hasil ni tak semata-mata untuk dijual tetapi sebagian untuk dikonsumsi sendiri. Sedangakan pola usaha kebun yaseperti itubertanam di lahan jauh lebih luas dr pekarangan dgnpertimbangan hasilnya untuk memnuhi kebutuhan pasar, modal & tenaga kerja cukup tersedia serta lahannya sesuai dgnpersyaratan tempat tumbuh nangka. Pola usaha kebun bisa berbentuk kebun tanaman murni & kebun tanaman campuran.

8.Hama & Penyakit
A. Hama
Ulat diaphania caesalis yaseperti itupenggerek pucuk, membuat terowongan sampai ke kuncup, pucuk muda, & buah. Pemotongan bagian terserang memutuskan daun hidupnya karena ulat-ulat ni akan menjadi pupa di dalam terowongan itu; buah dilindungi dgndibungkus atau disemprot insektisida Thio& 35 EC. Penggerak kulit batang; berupa ulat-ulat Indarbela tetraonis & Batocera rufomaculata diberantas dgnmengasap lubang-lubang mereka/disemprot dgninsektisida sistemik mengandung bahan aktif karboril (Sevin 85 S). Kumbang-kumbang belalai (weevil) coklat menyerang kuncup, Ochyromera artocarpi, adalah hama nangka khas. Tempayaknya (grubs) masuk ke dalam kuncup & buah masih lunak, dewasa memakan daun. Bagian tanaman terserang dihancurkan, & diperlukan insektisida. Menyeruaknya kumbang bersayap selaput (spittle bug), Cosmoscarata relata, memakan daun muda. Nimfa hidup bersama-sama dalam suatu massa busa disekresi olh mereka ; nimfa dipungut & dihancurkan. Larva lalat buah , Dacus dorsalis & D. umbrosus sering menyerang buah. Untuk menghindr serangannya, buah nangka hendaknya dibungkus; buah matang atau kelewat matang jangan dibiarkan bergeletakkan di tanah, tetapi hendaknya dikubur-kubur dalam, & penyemnprotan pada umpan bisa dilakukan.

B. Penyakit
Bakteri mati bujang (Erwinia carotovora) sering menyerang pohon nangka, juga cempedak. Jamur tersebut pertama kali menyerang bagian pucuk & turun pada tajuk berikutnya. serangan hebat bisa mematikan pohonnya. Di India dilaporakan serangan busuk akar & busuk batang dilakukan olh jamur Rhizopus artocarpi menyebabkan keruguian tanaman hingga 15-30 %. Jamur ni umunya meyerang tunas bunga. Beberapa penyakit cukup penting antara lkain Colletotrichum lagenarium, Phomopsis artocarpina, Septoria artocarpi, & Corticium salmonicolor. Jamur tersebut kebanyakan menyerang pada musim penghujan. Pemotongan bagian tanaman terserang akan banyak membantun mengatasi serangan, di samping seperti itusanitasi kebun & pemupukan bisa meningkatkan kesehatan tanaman.

9.PANEN
A. Ciri & Umur Panen
Kematangan buah ditentukan melalui kriteria sebagai berikut:Apabila buah tersebut dipukul-pukul dgnbenda (misalnya punggung pisau) akan berbuyi nyaring.Perubahan warna kulit buahnya dr hijau pucat ke kuning kehijau-hijauan atau kecoklat-coklatan,Mengeluarkan bau khas atau aromanya harum,Durinya mulai lunak,jarak satu duri dgnduri lainnya semakin lebar dan Kulit buah terlihat seperti akan pecah.

B. Cara Panen
Cara pemetikan buah nangka matang ialah gagangnya dipotong dgnpisau tajam & buah nangka seperti ituditurunkan dgnhati-hati. Pohon nangka berbuah besar berbuah pada umur 5-10 tahun sedangkan nangka mni pada umur 1,5-2 tahun. Pada umumnya buah masak setelah 8 bulan sejak bunganya muncul.

C. Periode Panen
Umur maksimum produksi buah 20-30 tahun, sesudah seperti ituharus diremajakan. Hasil buah per tahun per pohon beragam umumnya berkisar 8-12 buah / pohon / tahun.



III.METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1.Waktu Dan Tempat
Praktikum mata kuliah hortikultura ini dilakukan pada hari sabtu 06 Desember 2014 jam 08:00 pagi di sangatta seberang.

3.2. Alat Dan Bahan
A.Alat
1. Pisau
2. Gunting
3. Parang
B.Bahan
1. Tali raffia
2. Botol aqua
3. Metyl Eugenol
4. Kawat
5. Kapas
3.3 Prosedur Kerja
A. Tanaman Salak
Cari tanaman yang sudah berbunga untuk melakukan penyerbukan untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal dengan cara manual.

B.Tanaman Nangka
Yaitu pembuatan perangkap hama dengan mengunakan cara manual,sebelum membuatnya siapkan alat dan bahan yang diperlukan  kemudian dirakit menjadi perangkap hama yang siap pakai.
C.Tanaman Jeruk
Lakukan pengamatan pada tanaman jeruk untuk mengetahui jeruk mana yang harus dilakukan pemangkasan,tetapi sebelum melakukan kegiatan pemangkasan terlebih dahulu siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Dan Pembahasan Tanaman Salak
Buah salak tidak hanya di biarkan saja dan menunggu panen,namun harus ada usaha lain. Yaitu penyerbukan. Cara menyerbuknya adalah: carilah bunga salak jantan untuk di ambil serbuk sarinya untuk proses penyerbukan.. Bunga salak yang sudah waktunya di serbuk apa bila bunga sudah mekar. Ciri2 bunga yang sudah mekar adalah bunga tersebut berwarna merah dan kulit dari bunga sudah agak terbuka. Guntinglah tutup dari bunga salak untuk memudahkan kita memberikan serbuk sari dari bunga jantan yang telah kita siapkan tadi. Bunga jantan di iris dan taburkan serbuk sarinya ke bunga salak betina,kemudian tutup dengan ujung daun salak yang agak lebar. Demikian cara dari penyerbukan tanaman salak. Karena dengan penyerbukan buah salak akan berbuah maksimal.

4.2 Hasil Dan Pembahasan Tanaman Jeruk
Pemangkasan bentuk dilakukan pada tanaman yang belum produksi (umur 0 - 3 tahun) atau berdasarkan ketegaran pertumbuhan tanaman di lapang. Tujuannya untuk membentuk kerangka atau struktur percabangan atau sering disebut arsitektura pohon yang diinginkan. Bentuk percabangan yang paling ideal adalah mengikuti format 1-3-9, yaitu terdiri dari 1 batang utama, 3 cabang primer dan 9 cabang sekunder. Produktivitas tanaman sangat dipengaruhi oleh luas permukaan dan bukan volume tajuk.  Artinya, makin luas bagian tajuk yang terkena sinar matahari, makin tinggi produktivitasnya.
Pemangkasan pemeliharaan yaitu pemangkasan yang dilakukan pada tanaman yang sudah produktif, berumur > 3 tahun dan biasanya dilaksanakan sesudah panen dengan tujuan menyeimbangkan pertumbuhan vegetatif dan generatif. Manfaat dari pemangkasan pemeliharaan adalah:

1. mempertahankan bentuk arsitektur pohon dari bentuk format bakunya.
2. mengurangi terjadinya fluktuasi pembuahan tahunan
3. mempertahankan iklim mikro ideal di sekitar   tanaman dengan minimal 30% sinar matahari  dapat menembus ke bagian dalam tajuk tanaman, sehingga kondisi tanaman dan kebun tidak terlalu lembab yang dapat mengurangi tingkat serangan hama dan terutama penyakit.
4. Mengefisienkan pemeliharaan kebun.
5. Meningkatkan umur produktif pohon.

4.3 Hasil Dan Pembahasan Tanaman Nangka
Lalat buah adalah jenis serangga hama yang dapat menimbulkan kerusakan yang bersifat kualitatif (berpengaruh pada mutu hasil panen) maupun kuantitatif (berpengaruh pada jumlah panen). Buah yang diserang sindat lalat buah akan membusuk, kemudian jatuh ke tanah (rontok) adapun gejala serangan yang terjadi pada buah dan sayur , gejala awal yaitu pada kulit buah yang terserang tampak titik noda hitam yang merupakan bekas tusukan ovipositor saat meletakan telur.  Apabila buah dibelah, akan telihat belatung atau larva lalat buah.Larva akan merusak daging buah sehingga menjadi busuk dan gugur sebelum tua/masak.  Buah yang gugur ini akan menjadi sumber serangan jika tidak dimusnahkan.
Serangan lalat buah dapat menimbulkan kerugian khususnya para petani buah nangka yang mengurangi jumlah hasil panen mereka, sehingga untuk mengurangi dan membasmi lalat buah yang menyerang tanaman buah nangka bisa dengan membuat “Perangkap Alat Buah Sederhana”. dengan Petrogenol (larutan pengendali lalat buah).
Gunakan perangkap metyl eugenol untuk menangkap lalat jantan. Tapi ingat jangan meletakkan perangkap dalam tengah lokasi pertanaman, sebaikknya di pinggir saja agar lalat tidak terkumpul ditengah pertanaman.dengan digunakan dapat mengurangi tingkat serangan lalat buah pada tanaman nangka.

V.KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasar hasil pengamatan praktikum di sangatta seberang didapat bagaimana cara perawatan seperti pemangkasan dan pembuatan perangkap hama tanaman yang benar serta cara perbanyakan tanaman dengan melakukan penyerbukan untuk mempercepat pembuahan dengan melakukan perkawinan antara bunga jantan dan bunga betina secara buatan.

5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum selanjutnya diharapkan adanya sebuah pengarahan dari dosen pembimbing lapangan agar praktikum dapat berjalan efektif dan mendapatkan  manfaat bagi mahasiswa yang mengikuti praktikum,sebaiknya Mahasiswa di berikan pemahaman tentang cara praktikum sebelum terjun ke lapangan dan berikan informasi yang jelas mengenai tata cara praktikum dan pelaporan hasil praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Hortikultura merupakan salah - satu subsektor pembangunan pertanian
(http://www.agrina-online.com, 2012).
Klasifikasi Tanaman Salak dan bagaimana cara melakukan penyerbukan.
(Schuiling and Morgan, 1992 dalam Purnomo),
Buah nangka banyak mengandung gizi cukup tinggi dan berkhasiat sebagai obat.
Menurut (Widyastuti, 1993).
Morfologi Tanaman Nangka Menurut (Heyne, 1987).


LAMPIRAN
    
Gambar 1. Perangkap Hama ( Lalat Buah )

   
Gambar 2. Tanaman  Salak Dan Nangka
   
Gambar 3. Penyerbukan Tanaman Salak


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »