LAPORANN PRAKTIKUM
ILMU HAMA TUMBUHAN
AGROTEKNOLOGI
MARCELINUS LILING
11542111000744
SEKOLAH
TINGGI PERTANIAN (STIPER) KUTAI TIMUR
TAHUN 2014
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
SWT. karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelasaikan laporan
Pengolahan Tanah ini dengan kemudahan.
Selain itu saya juga mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
Bapak Prof.,Dr.,Ir Juraemi.,Msi Selaku Ketua STIPER
KUTIM
2.
Bapak La Sarido.,SP.,MP Selaku Ketua Program
Studi Agroteknologi
3.
Ibu Marhani, SP.,MP,
Selaku Dosen Mata Muliah Ilmu Hama Tumbuhan.
4.
Ibu Ramlah,SP.,MP, Selaku Dosen Mata Kulian Ilmu Hama
Tumbuhan.
5.
Ibu Ir Andimaryani Z,
SP.,MP, Selaku Dosen Mata Ilmu Ham Tumbuhan.
6.
Saya juga mengucapkan terima kasih atas
kerjasama dan motivasi teman-teman sehingga laporan praktikum ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Saya
menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca. Selebihnya saya ucapkan terima kasih.
Sangatta, 10 Desember 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN
PENGESAHAN............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang.............................................................................................. 1
1.2.Tujuan........................................................................................................... 2
1.3.Mamfaat........................................................................................................ 2
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Hama Secara Umum................................................................. 3
2.2. Tanaman Kacang Panjang........................................................................... 3
2.3. Tanaman Tomat.......................................................................................... 8
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.Waktu Dan
Tempat...................................................................................... 13
3.2.Alat Dan
Bahan........................................................................................... 13
3.3.Prosedur Kerja............................................................................................. 13
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan Tanaman Kacang
Panjang............................................. 14
4.2
Pembahasan................................................................................................. 15
4.3
Hasil Pengamatan Tanaman Kacang
Panjang............................................. 16
4.4
Pembahasan................................................................................................. 17
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan.................................................................................................. 18
5.2
Saran............................................................................................................ 18
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman mulai dari sejak benih, pembibitan, pemanenan, hingga di
gudang penyimpanan selalu tidak luput dari gangguan hama. Hama adalah organisme
yang merusak tanaman dan secara ekonomik merugikan manusia. Batasan antara
organisme hama dengan organisme bukan hama tidak begitu jelas, tergantung
manusia yang menilainya dan dari sudut mana ia menilainya. Biasanya manusia
menilai suatu organisme menjadi hama apabila dilihat dari segi ekonomi dan
kepentingan manusia itu sendiri ( Tjahjadi, 1989 ).
Umumnya organisme yang paling umum
untuk menjadi hama adalah serangga. Sekitar 1% dari spesies serangga bersifat
sebagai hama. Upaya pengelolaan/pengendalian hama di antaranya memerlukan
pemahaman tentang peri kehidupan serangga hama ( siklus hidup dan siklus
musiman ), kaitannya dengan tanaman, kerusakan yang ditimbulkan, serta
perkembangan populasi hama ( Hidayat, 2003 ).
Serangga merusak tanaman dengan beberapa cara, yaitu dengan memakan
bagian tanaman dengan cara menggerek batang, cabang, ranting, buah atau biji,
dengan menghisap cairan daun, sehingga daun menjadi keriting, mengorok daun,
menularkan organisme penyebab penyakit tanaman, dan lain-lain. Untuk mengenali
adanya serangga hama di lapangan, dapat dilihat dengan melihat serangga
tersebut memang ada pada suatu tanaman, adanya embun madu hasil ekskresi
kutu-kutuan, adanya cendawan jelaga, adanya kerusakan dan perubahan pada bagian
tanaman, dan lain-lain ( Tjahjadi, 1989 ).
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan
mengadakan praktikum adalah antara lain sebagai berikut :
1.
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui jenis hama yang menyerang tanaman
budidaya.
2.
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui gejala dan metode pengendaliannya.
3.
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui sifat serangan hama.
4.
Memberikan kepada mahasiswa kesempatan untuk melihat langsung masalah
yang terjadi di lapangan.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat
dari di adakannya praktikum ini adalah mahasiswa :
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis hama
yang menyerang tanaman budidaya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
tentang cara pengendalian hama.
3. Maahsiswa dapat mengetahui gejala yang
ditimbulkan oleh hama pada tanaman budidaya.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Hama Secara Umum
Hama adalah hewan
yang merusak tanaman (akar, batang, daun, bunga dan buah) sehingga akibat
kerusakan tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga
hasilnya rendah. dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang
menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan
yang menyebabkan kerugian dalam pertanian. Dalam pengendalian hama terpadu
bahwa hama bukan hanya pada serangga tetapi bisa pada vertebrata, tungau,
virus, bakteri, gulma, dan organisme penganggu tanaman lainnya.
Menurut smit (1983) hama adalah semmua
organisme atau agen biiotik yang merusak
tanaman dengan cara yang bertentangan dengan kepentingan manusia.Dalam arti
yang luas bahwa ilmu hama adalah mahluk hidup yan.g mengurangi kualitas dan
kuantitas beberapa sumber daya manusia yang berupa tanaman atau binatang yang
di pelihara yang hasil dan seratnya dapat diambil untuk kepentingan umum
manusia
2.2.
Tanaman Kacang Panjang
Tanaman kacang panjang adalah tanaman yang banyak
dikosumsi dimasyarakat indonesia selain rasanya yang enak dibuat campuran sayur
atau ditumis tanaman kacang panjang juga memiliki beberapa khasiat kandunagan
dan khasiat diantaranya adalah sebagai berikut: kacang panjang mengandung enam
antosianin (sianidin 3-O-galaktosida, sianidin 3-O-glukosida, delfinidin
3-O-glukosida, malvidin 3-O-glukosida, peonidin3-O-glukosida, dan petunidin
3-O-glukosida), flavonol atau glikosida flavonol (kaempferol 3-O-glukosida,
quersetin, quersetin 3-O-glukosida, kuersetin 3-O-6′-asetilglukosida) (Wong and
Chang, 2004), aglikon flavonoid (kuersetin, kaempferol, isorhamnetin)
(Lattanzio et al., 2000). Daun dan akarnya mengandung saponin dan polifenol
(Hutapea, 1994). Selain itu juga mengandung protein, karbohidrat, lemak, serat,
kalsium, besi, fosfor, potasium, sodium, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, dan
niasin (Handri and Rafira, 2003). Kandungan senyawa-senyawa di dalam kacang
panjang ini berperan dalam proses proliferasi, diferensiasi, dan sintesis
protein di sel target yang berbeda-beda. (Aryati, 2001).
A). Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang:
Divisi : Spermatophyta
sub divisi : Angiospermae
kelas : Dicotyledoneae
bangsa : Rosales
suku : Leguminosae (Papilionaceae)
marga : Vigna
jenis : Vigna cylindrica (L.) (Hutapea et al., 1994)
B). Morfologi Tumbuhan
Tanaman kacang panjang
merupakan tanaman semak yang hidupnya menjalar dan tanaman kacang panjang ini
merupakan tanaman semusim yang dengan tinggi kurang lebih 2,5 m pada bagian
batang tanaman kacang panjang ini umumnya tumbuhnya tegak, silindris, lunak dan
berwarna hijau dengan permukaan licin kemudian daunnya majemuk, lonjong,
berseling, panjang 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung
lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan
berwarna hijau. Kemudian bunga tanaman kacang panjang ini terdapat pada ketiak
daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau
keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang
sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning,
putik bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna
ungu. Kemudian buah tanaman kacang panjang ini berbentuk polong, berwarna
hijau, dan panjang 15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda.
Akarnya tunggang berwarna coklat muda (Hutapea et al., 1994).
C. Syarat pertumbuhan
Tanaman kacang panjang ini tumbuh baik pada jenis
tanah Latosol / lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan
organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-30 derajat
Celcius, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian
tempat optimum kurang dari 800 m dpl.
D). Pembibitan
Benih kacang panjang yang baik
dan bermutu adalah sebagai berikut:
a. penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi di
atas 85%, tidak rusak atau cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit.
Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg.
b. Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi
benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah di siapkan.
E). Pengolahan media tanam
1. Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar, dicangkul
atau dibajak hingga tanah menjadi gembur.
2. Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak
antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan dan kemudian
untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm
dan dengan jarak antara guludan 30-40 cm
3. Lakukan pengapuran jika pH tanah lebih rendah dari
5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2 ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah
pada kedalaman 30 cm
F). Teknik penanaman
1. Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x
50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm. Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan
30 x 60 cm.
2. Waktu tanam yang baik pada tanaman kacang panjang
adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan akan tetapi dapat juga ditanam
disepanjang musim asal air tanahnya memadai untuk pembudidayaan tanaman kacang
panjang.
3. Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam yang sudah
dibuat sebanyak 2 biji kemudian ditutup dengan tanah tipis atau dengan abu
dapur dan usahakan lubang tanamnya jangan terlalu dalam karena hal ini dapat
memperlambat tumbuhnya tanaman kacang panjang sampai dengan muncul kepermukaan
tanah.
G). Pemeliharaan
1. Pemaliharaan tanaman kacang panjang meliputi
beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut :
2. Penyulaman : Benih tanaman kacang panjang akan
tumbuh 3-5 hari setelah tanam dan benih yang tidak tumbuh maka segerah harus
disulam kembali secepatnya agar nanti dalam pemenennya dapat dipanen secara
bersamaan.
3. Penyiangan: Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3
minggu setelah tanam atau tergantung pertumbuhan rumput di kebun jika dalam
waktu seminggu rumput sudah tumbuh banyak maka penyianagan dilakukan setiap
minggu dan penyiangan dilakukan dengan cara mencabut rumput liar atau
membersihkannya dengan alat kored sampai benar-benar bersih penyiangan ini
dimaksudkan agar tanaman kacang panjang tidak berebut unsur hara dengan rumput.
H). Pengolahan hama dan penyakit
1). Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon)
Gejala: terdapat bintik-bintik
putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman kacang panjang yang terserang
lalat kacang pertumbuhannya akan terhambat dan daun tanaman kacang panjang akan
berwarna kekuningan dengan pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan
membengkak.
Pengendalian lalat kacang dapat dilakukan dengan
cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan dan penyemprotan
dengan PESTONA.
b). Kutu daun (Aphis cracivora Koch)
Gejala: pertumbuhan tanaman
kacang panjang dapat terlambat karena hama kutu daun ini mengisap cairan sel
tanaman kacang panjang dan penurunan hasil pemanenan. Kutu daun ini biasanya
hidup bergerombol di pucuk tanaman kacang panjang dan berperan sebagai vektor
virus.
Pengendalian kutu daun dapat dilakukan dengan cara
rotasi tanaman kacang panjang dengan tanaman yang bukan famili kacang-kacangan
dan dengan penyemprotan Natural BVR.
3). Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala: daun tanaman kacang
panjang yang terserang ulat gerayak akan berlubang-lubang dengan ukuran yang
tidak pasti, biasanya serangan berat ulat gerayak ini terjadi pada musim
kemarau selain itu ulat gerayak ini juga menyerang polong buah tanaman kacang
panjang.
Pengendalian ulat gerayak ini bisa dilakukan dengan
cara kultur teknis, rotasi tanaman kacang panjang dengan tanaman yang bukan
famili kacang-kacangan dan dapat juga dilakukan dengan penanaman serempak
natural VITURA.
2.3. Tanaman Tomat
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi
produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Tomat sangat bermanfaat
bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga mengandung karbohidrat, protein,
lemak dan kalori. Buah tomat juga adalah komoditas yang multiguna berfungsi sebagai
sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna
makanan, sampai kepada bahan kosmetik, obat-obatan dan bahan baku industri
saus. Dengan tehnik budidaya tomat yang baik diharapkan kualitas dan kuntitas
produksi tomat dapat ditingkatkan sehingga dapat dijadikan sebagai sebuah
peluang usaha yang menjanjikan.
A. Klasifikasi
tanaman tomat
Divisi
: Spermatophyta (tanaman berbiji)
Sub
divisi
: Angiospermae (tanaman berbiji
tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan berbiji
belah dan berkeping dua)
Ordo
: Solanales (Tubiflorae)
Famili
: Solanaceae
Genus
: Lycopersicon
Spesies
: Solanum lycopersicum L(Cahyono,2008)
B. Morfologi
tanaman tomat :
Tomat
mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua tanah dan akar serabut yang
tumbuh menyebar kearah samping. Tetapi dangkal. Batang tanaman tomat berbentuk
persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau
berambut halus dan diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar. Batang
tanaman berwama hijau. Pada ruas batang mengalami penebalan dan pada ruas
bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu batang tamanan tomat dapat
bercabang dan diameter cabang lebih besar jika dibanding dengan jenis tanaman
sayur lainya. Daun tanaman tomat berbentuk oval bagian tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip serta agak melengkung kedalam. Daun berwama
hijau dan merupakan daun majemukganjil yang berjumlah sekitar 3-6 cm. Diantara
daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun
majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral
mengelilingi batang tanaman. Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2
cm dan berwama kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau
terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat warnanya kuning cerah berjumlah
6 buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena benang sari atau tepung
sari dan kepala putik atau kepala benang sari terbentuk pada bunga yang sama.
Bentuk buah tomat bervariasi, tergantung varietasnya ada yang berbentuk bulat,
agak bulat, agak lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga
bervariasi, yang paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang besar memiliki
berat 180 gram. Buah yang masih muda berwama hijau muda, bila telah matang
menjadi merah.(Cahyono, 1998)
C. Syarat
Tumbuh
1. Keadaan
Iklim
Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada musim kemarau
dengan pengairan yang cukup. Kekeringan banyak mengakibatkan banyak bunga yang
gugur, lebih-lebih bila disertai dengan angin kering. Sebaliknya pada musim
hujan pertumbuhannya kurang baik karena kelembaban dan suhu yang tinggi akan
menyebabkan timbulnya banyak penyakit.
Tanaman
tomat memerlukan sinar matahari yang cukup. Kekurangan sinar matahari
menyebabkan tanaman tomat terserang penyakit, baik parasit atau non parasit.
Intensitas sinar matahari sangat penting dalam pembentukan vitamin C dan karoten
dalam buah tomat. Sinar matahari berintensitas yang tinggi akan menghasilkan
vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Pertumbuhan tanaman
tomat didataran tinggi lebih baik dari pada didataran rendah karena tanaman
menerima sinar matahari lebih banyak tetapi suhu rendah.
2. Keadaan
Tanah
Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai
tanah pasir sampai tanah lempung. Akan tetapi tanah yang ideal adalah tanah
lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung unsur
organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Tanah yang selalu
tergenang air menjadi tanaman yang kerdil dan mati.
Tanaman tomat tumbuh baik dengan tanah ber-pH 6,0-7,0.
Bila pH tanah kurang dari 5,5 sebaiknya tanah ditaburi kapur. Misalnya, kapur
bangunan Ca (OH)2 atau dolomit (kapur pertanian) yang mengandung CaCO3 dan
MgCO3. Pemberian kapur jangan keliru dengan kliserit yang mengandung MgSO4, H2O
karena hanya akan menurunkan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah
ber-pH 4,8 yang diberi kapur dolomit sekitar 7,413 ton/ha akan menaikkan hasil
tomat sekitar 10 ton. Untuk memperbaiki struktur tanah perlu diberi tamabahan
pupuk kandang yang telah jadi atau kompos sebanyak 25-50 ton/ha. Pada tanah
yang kurang subur ditanami pupuk hijau misalnya orok-orok (Crotalalia juncea)(Pracaya,1998).
D.Teknik
Budidaya Tanaman Tomat
A. Pembibitan
1.
Persyaratan Benih
Kriteria-kriteria teknis untuk seleksi benih tanaman
tomat adalah:
a.
Pilih biji yang utuh, tidak
cacat atau luka, karena biji yang cacat biasanya sulit tumbuh.
b.
Pilih
biji yang sehat, artinya biji tidak menunjukkan adanya serangan hama atau
penyakit.
c.
Benih atau biji bersih dari
kotoran.
d.
Pilih
benih atau biji yang tidak keriput
B. Pengolahan
Media Tanam
1.
Persiapan
Pengolahan tanah untuk penanaman bibit
di kebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara lainlamanya bibit di
persemaian hingga dapat dipindah untuk ditanam ke kebun dengan lamanya proses
pengolahantanah sampai siap tanam. Lamanya waktu
pembibitan sekitar 30-35 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yangintensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh
karena itu, agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan
tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan.
2. Pengolahan
Tanah
Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3
tahap, yaitu :
a.
Tahap pertama adalah
membalik agregat tanah sehingga tanah yang berada pada lapisan dalam dapat
terangkat ke permukaan. Pengolah tanah tahap ini sebaiknya dilakukan
dengan bajak yang ditarik oleh tenaga hewan ataudengan menggunakan traktor.
Tanah diolah dengan kedalaman 25 cm-30 cm. Setelah dibajak, tanah dibiarkanselama 1 minggu agar bongkahan-bongkahan tanah
hasil pembajakan cukup terkena angin, terkena cahayamatahari, dan supaya
terjadi proses oksidasi (pemasaman) zat-zat beracun dari dalam tanah, seperti
asam sulfidayang sangat membahayakan kehidupan tanaman.
b. Tahap kedua, tanah digemburkan dengan cara dicangkul
tipis-tipis sehingga diperoleh struktur tanah yanggembur atau remah, sekaligus
untuk meratakannya. Selanjutnya, tanah hasil pengolahan
tahap ini dibiarkanselama
1 minggu.
c.
Tahap ketiga, dilakukan pemupukan dasar
dengan pupuk kandang yang matang sebanyak 15-20 ton/ha
E. Pemupukan
Sebelum bibit tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Pemupukan dapat
dilakukan dengan 2 carayaitu:a. Kompos atau pupuk kandang yang telah matang dan
SP36 ditabur secara merata ke seluruh bedengan.Selanjutnya, tanah
dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan SP36 tercampur
meratadengan tanah. b. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang
sedalam + 15 cm dan bergaris tengah + 20 cm. Lubang-lubangtersebut kemudian
diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar). Lubang
ditimbuntanah, kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk kandang dan
tanah tercampur rata.
F. Hama tanaman
tomat
a.
Ulat buah
Ulat
buah (Helicoverpa armigera atau Heliothis armigera)
menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini membuat lubang pada buah tomat
secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi akanmengalami infeksi dan
membusuk.
Panjang tubuh ulat buah sekitar 4-5 cm
dengan permukaannya berkutil dan dtumbuhi bulu. Warna ulat ini bervariasi dari
mulai hijau, hijau kekuningan, kecoklatan hingga hitam. Pada bagian samping
tubuh terdapat garis bergemlombang dengan warna yang lebih terang. Bentuk
ngengatnya memiliki panjang 2 cm, dengan warna sayap bagian luar coklat dan
bagian dalamnya putih.
Ulat buah dikendalikan dengan memungut
manual ulat dan telurnya kemudian dibakar. Jaga kebersihan kebun dari gulma dan
semak belukar. Dalam bentuk ngegat bisa dikendalikan dengan perangkap
ultraviolet. Untuk penyemprotan gunakan jenis insektisida.
b.
Ulat tanah
Ulat
tanah menyerang pangkal batang dan tangkai daun. Batang yang terkena gigitan
ulat tanah akan mudah patah dan mati. Selain itu, larva ulat buah menyerang
permukaan daun pada tanaman tomat yang masih muda. Serangan ulat tanah biasanya
menghebat di awal musim kemarau.
Bentuk tubuh ulat tanah lebih pendek
dari ulat buah, panjangnya sekitar 2 cm. Warna ulkat tanah coklat tua dengan
garis-garis dibagian sampingnya. Larva ulat buah berkembang dan bersembunyi di
bawah permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm. Larva akan keluar pada malam hari
dan mulai menggiti tanaman tomat.
Ulat bisa dikendalikan dengan
memunguti larva pada sore atau malam hari. Larva biasanya berkumpul di
permukaan tanah. Pengolahan tanah yang baik bisa menekan perkembangan ulat
tanah. Bila serangan menghebat bisa disemprot dengan insektisida.
c.
Kutu daun hijau
Kutu
daun hijau (Aphis sp.) merupakan vektor pembawa virus. Jadi,
tanaman tomat yang dihinggapi kutu ini kan terkena penyebaran virus. Ukuran
panjang kutu hijau sekitar 2 mm. Ada yang bersayap dan tidak bersayap. Kutu
yang bersayap warna kepala dan dadanya coklat hingga kehitaman, bagian perutnya
biasanya berwarna hijau kekuningan. Kutu yang tidak bersayap berwarna hijau
kekuningan.
Daun yang terserang kutu hijau
bervariasi, daun menjadi keriting dan kerdil, bentuknya melengkung ke bawah.
Bisa juga daun menyempit seperti pita. Warna daun mozaik dan daun menjadi
rapuh.
Untuk
menekan perkembangan hama ini bisa dengan penggunaan mulsa plastik perak, kutu
hijau tidak menyukai pantulan sinar matahari. Penyemprotan bisa memanfaatkan
insektisida.
d. Lalat putih
Lalat putih (Bemisicia tabaci) atau disebut juga kutu kepul
memiliki ciri berwarna putih, permukaan tubuhnya dilapisi tepung putih. Panjang
lalat ini kurang lebih 1 mm, rentangan sayapnya sekitar 2 mm.
Tanaman
tomat yang terserang lalat putih akan terlihat seperti terselubungi tepung
putih. Bila disentuh tepung putih tersebut akan berhamburan. Akibat serangan
hama ini pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan kerdil. Daun akan mengecil
dan menggulung ke atas.Perkembangan hama ini bisa dikendalikan dengan
penggunaan mulsa jerami atau mulsa kuning. Selain itu bersihkan areal tanaman
liar disekitar kebun. Penyemprotan bisa menggunakan insektisida.
f.
Lalat buah
Lalat
buah (Bactrocera sp.) panjang badannya sekitar 8 mm dengan
sayap transparan warna tubuhnya hijau kehitaman. Dalam bentuk belatung muda
berwarna putih, menjelang tua menjadi kekuningan panjangnya sekitar 1 cm.
Belatung ini terletak dalam daging buah.
Buah
tomat yang terserang lalat buah menjadi busuk, bila dibuka terdapat belatung.
Pupa lalat buah hidup dipermukaan tanah. Untuk mengendalikan hama ini, adalah
dengan melakukan pengolahan tanah yang benar. Balik tanah dengan dicangkul atau
dibajak, dan biarkan terkena sinar matahari selama beberapa hari hingga pupua
lalat mati.
Bisa
juga denngan membuat perangkap untuk lalat jantan. Sehingga lalat betina tidak
sempat dikawini dan populasinya menurun drastis. Buah yang terserang segera
dipetik dan dibakar. Bersihkan gulma disekitar tanaman tomat.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu Dan Tempat
Praktikum mata kuliah Ilmu Hama Tanaman ini
di laksanakan pada harii Sabtu tanggal 29 November 2014. Bertempat di Jalan cempaka putih poros bontang Kutai Timur
3.2
Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan adalah sbb:
1. Kamera
2.alat tulis
3.alat hitung
b. Bahan :
1.
Tanaman Kacang Panjang
2. Tanaman Tomat
3.3 Prosedur Praktikum
Mengambil contoh (sample) tanaman pada petak
tanaman dengan luas dan jumlah tanaman tertentu untuk mengukur intensitas hama.
Karena pengamatan pada seluruh populasi tanaman tidak efisien, tidak praktis,
dan bersifat destruktif. Melakukan penilaian intensitas hama sesuai jenis hama
dan tipe gejala serta kerusakan yang di timbulkan dengan menggunakan cara
penghitungan atau pengukuran yang tepat. Selain itu lakukan prosedur kerja
seperti di bawah ini :
1.
Lakukan pengamatan terhadap jenis hama
2.
Lakukan penggolongan terhadap jenis hama berdasarkan filum
3.
Gambarlah siklus hidup hama tersebut
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Data Atau Hasil Pengamatan Populasi Hama Tanaman Kacang Panjang
Sampel
Tanaman
|
Tingkat
Serangan
|
Jumlah
Skor
|
Sampel
Tanaman
|
Tingkat
Serangan
|
Jumlah
Skor
|
1
|
5%
|
1
|
26
|
5%
|
1
|
2
|
5%
|
1
|
27
|
10%
|
2
|
3
|
10%
|
2
|
28
|
10%
|
2
|
4
|
-
|
-
|
29
|
15%
|
2
|
5
|
5%
|
1
|
30
|
15%
|
3
|
6
|
20%
|
3
|
31
|
-
|
-
|
7
|
5%
|
1
|
32
|
-
|
-
|
8
|
5%
|
1
|
33
|
-
|
-
|
9
|
10%
|
2
|
34
|
-
|
-
|
10
|
10%
|
2
|
35
|
20%
|
3
|
11
|
10%
|
2
|
36
|
-
|
-
|
12
|
15%
|
3
|
37
|
5%
|
1
|
13
|
5%
|
1
|
38
|
20%
|
3
|
14
|
5%
|
1
|
39
|
20%
|
3
|
15
|
5%
|
1
|
40
|
10%
|
2
|
16
|
5%
|
1
|
41
|
5%
|
1
|
17
|
10%
|
2
|
42
|
5%
|
1
|
18
|
10%
|
2
|
43
|
10%
|
1
|
19
|
5
|
2
|
44
|
10%
|
2
|
20
|
5%
|
2
|
45
|
15%
|
2
|
21
|
5%
|
1
|
46
|
20%
|
3
|
22
|
15%
|
2
|
47
|
10%
|
2
|
23
|
5%
|
1
|
48
|
20%
|
3
|
24
|
10%
|
2
|
49
|
15%
|
3
|
25
|
10%
|
2
|
50
|
10%
|
2
|
81
|
3.1
Pengamatan Persentase Kerusakan
0= 0-5% (tidak ada kerusakan/tidak ada
serangan)
1= 5%-10% Kerusakan
2= 10%-15 kerusakan
3= 15%-20 kerusakan
4= 20%-40% kerusakan
5= ≥40% kerusakan
Presentase kerusakan = x ____
jumlah sampel x scoring tertinggi
= 81 100%
50 X 3
=
54%
3.2
Pembahasan
Dari data pengamatan yang telah diambil dilokasi kelompok tani cempaka
putih didapat data mengenai tingkat
serangan hama pada tanaman kacang panjang yang cukup baik kerena tingkat serangan
hama tidak menimbulkan kurugian yang sangat besar bagi para petani dengan
presentase 54%.
3.3 Data Atau Hasil Pengamatan Populasi Hama Tanaman Timun
Sampel
Tanaman
|
Tingkat
Serangan
|
Jumlah
Skor
|
Sampel
Tanaman
|
Tingkat
Serangan
|
Jumlah
Skor
|
1
|
5%
|
-
|
26
|
5%
|
-
|
2
|
5%
|
1
|
27
|
10%
|
2
|
3
|
-
|
-
|
28
|
20%
|
3
|
4
|
-
|
-
|
29
|
10%
|
2
|
5
|
5%
|
-
|
30
|
15%
|
3
|
6
|
20%
|
3
|
31
|
5%
|
1
|
7
|
5%
|
1
|
32
|
5%
|
1
|
8
|
5%
|
1
|
33
|
5%
|
1
|
9
|
20%
|
3
|
34
|
5%
|
1
|
10
|
5%
|
1
|
35
|
20%
|
3
|
11
|
10%
|
1
|
36
|
10%
|
2
|
12
|
15%
|
2
|
37
|
5%
|
1
|
13
|
5%
|
1
|
38
|
20%
|
3
|
14
|
10%
|
2
|
39
|
10%
|
2
|
15
|
15%
|
2
|
40
|
10%
|
2
|
16
|
5%
|
1
|
41
|
5%
|
1
|
17
|
10%
|
2
|
42
|
5%
|
1
|
18
|
5%
|
1
|
43
|
10%
|
1
|
19
|
5%
|
-
|
44
|
10%
|
2
|
20
|
5%
|
-
|
45
|
15%
|
2
|
21
|
5%
|
1
|
46
|
20%
|
3
|
22
|
10%
|
2
|
47
|
10%
|
2
|
23
|
-
|
-
|
48
|
5%
|
1
|
24
|
5%
|
1
|
49
|
5%
|
1
|
25
|
10%
|
2
|
50
|
10%
|
2
|
71
|
3.4
Pengamatan Persentase Kerusakan
0= 0-5% (tidak ada kerusakan/tidak ada
serangan)
1= 5%-10% Kerusakan
2= 10%-15 kerusakan
3= 15%-20 kerusakan
4= 20%-40% kerusakan
5= ≥40% kerusakan
Pesentase kerusakan = X ____
jumlah sampel x scoring tertinggi
= 71 100%
50 X 3
=
47.3%
3.5
Pembahasan
Dari data pengamatan yang telah diambil
dilokasi kelompok tani cempaka putih didapat data mengenai tingkat serangan hama pada tanaman tomat
dengan presentase 47,3%.dimana data tersebut tidak menunjukan adanya intensitas
serangan yang cukup parah.maka dengan demikian tidak dibutuhkannya pengendalian
yang maksimal pada tanaman tomat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
pada tanaman kacang panjang dan tanaman tomat didapat data yang cukup menarik
dimana data tersebut memiliki presentase yang tidak terlalu jauh berbeda; dengan
presentase tanaman kacang panjang 54% sedangkan tanaman tomat memiliki
presentase 47,3%.maka dapat disimpulkan bawhwa kedua tanaman tersebut tidak
mengelami kerusakan yang parah ..
5.2 Saran
Saran yang dapat di
berikan dari praktikum ini adalah :
1. Sebaiknya Mahasiswa di berikan pemahaman
tentang cara praktikum sebelum terjun ke lapangan.
2. Di berikan informasi yang jelas mengenai tata
cara praktikum dan pelaporan hasil praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ( Tjahjadi, 1989 ).
Hama adalah semmua organisme atau agen biiotik
yang merusak
tanaman
Menurut smit (1983)
Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang yang tergolong tanaman
hortikultural
Menuru (Hutapea et al., 1994)
Buah
tomat yang masih muda berwama
hijau muda, bila telah matang menjadi
merah.menurut (Cahyono, 1998)